Pages - Menu

Minggu, 03 Juli 2011

SAMBIL KULIAH MENJADI GURU BIMBEL


Nama lengkapnya Winni Siti Alawiyah sedangkan panggilan akrabnya dilingkungan tempat tinggal maupun dibangku kuliah Cheuceu, putri kedua dari 4 bersaudara ,  pasangan Kasie Humas RSPD Kota Sukabumi,  Deden Dendayasa Sip dengan Rosita. sejak duduk dibangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi berada di 3 besar.

Berkat keuletannya dalam bidang study , disela-sela kesibukannya sebagai mahasiswa UPI bandung  smester IV jurusan bahasa Indonesia  , bersama teman-temannya memberanikan   diri secara kompetitif mengikuti testing untuk menjadi guru bimbel di Dunia belajar Iwa.K  Bandung  dan Alhamdulillah setelah   melalui langkah 4 As ( kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas ) akhirnya dari sekian banyak peserta seorang Cheuceu terpanggil sekaligus diterima  menjadi guru bimbel.

Kegemarannya disamping belajar, membuat karya tulis, baca puisi dan drama, setiap kegiatan di dalam dan  luar kampus tidak pernah absen, selalu menjadi promotif masuk dalam kepantiaan.  Sehingga akhir-akhir ini nama Cheuceu lebih dikenal daripada nama aslinya dikalangan siswa dan para dosen.

Checheu berisi keras  bercita-cita untuk menjadi seorang dosen,  sama halnya dengan Kakak kandungnya bernama Rachmat Abdul Hakim yang kini duduk dibangku kuliah smester akhir di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, selama di Indonesia mengisi  liburan panjang  dari bulan januari 2011  hingga juni mendatang, sebelum beranjak kembali  ke Kairo Mesir , Rachmat  mengabdikan diri menjadi guru Bahasa Inggris dan bahasa Arab di tiga sekolah Negeri dan Swasta yang berada di wilayah kota Sukabumi.

Ketika dimintai keterangannya, baik Winni Siti Alawiyah maupun Rachmat Abdul Hakim, “ Kami sejak kecil  terbersit dalam benak dan hati untuk menjadi pengajar dan Bapak kami Dendayasa benar-benar menjadi motivator dan dinamisator, sangat antusias sekali terhadap dunia pendidikan, sehingga kepentingan pendidikan agama dan sekolah  menjadi nomor wahid  sekaligus  mampu mendrive dengan keras  namun, hal tersebut tidak lepas dari gent atau garis keturunan kakek kami alm guru Moch. Djayadi seseorang   guru pada zaman  Pemerintahan Hindia Belanda”  yang pada jamannya juragan guru yang patut ditiru dan digugu.  (dendayasa)
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar