DI BANDUNG
Sukabumi,
Winni Siti Alawiyah keluar sebagai juara pertama dalam lomba apresiasi Puisi KIBAR HIMI PERSIS Bandung yang diselenggarakan baru-baru ini, di gedung kantor PP Himi Persis Jl. Kalipah Apo bandung..
Winni panggilan akrabnya Cheucheu baik dilingkungan tempat tinggal maupun dibangku kuliah, kegemarannya membuat karya tulis Cerpen dan puisi , hasil karyanya telah banyak dimuat dimedia massa cetak Koran dan majalah, malahan dalam waktu dekat ini telah rampung menerbitkan sebanyak 18 judul Cerpen dimuat dalam 65 halaman dan langsung dikirim ke Yogyakarta dalam rangka memenuhi / mengikuti kegiatan lomba.
Winni Siti Alawiyah , putra kedua dari empat bersaudara, pasangan Kasie Humas Pemda Kota Sukabumi, Deden Dendayasa, SIP dengan Rosita, Kegiatan sehari-hari Cheucheu disamping kuliah juga menjadi guru bimbel sekaligus turut aktif pula dalam peñata usahaan di bimbel Iwa K bandung. Alhamdulillah katanya aktif menjadi guru bimbel disamping banyak menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang jelas mampu meringankan beban orang tua, karena dengan mengisi kegiatan semacam ini memperoleh honor yang cukup dibilang lumayan.
Winni kini duduk dibangku kuliah Semester 4 jurusan bahasa Indonesia di Universitas Pendidikan Indonesia ( UPI ) Bandung. “ Saya sejak duduk dibangku SMAN I Kota Sukabumi telah menancapkan niat dan tekad ,bercita – cita untuk menjadi seorang pengajar/dosen dan hal ini ternyata seiring dengan kehendak kedua orang tua yg selalu eksis mendorong saya menjadi seorang yang berguna bagi agama nusa dan bangsa yg bergerak dibidang pendidikan”,
Cita-cita untuk menjadi seorang dosen, sama halnya dengan Kakak kandungnya bernama Rachmat Abdul Hakim yang kini duduk dibangku kuliah smester akhir di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, selama di Indonesia mengisi liburan panjang dari bulan januari hingga awal September 2011 mendatang, sebelum beranjak kembali ke Kairo Mesir
Ketika dimintai keterangannya, baik Winni Siti Alawiyah maupun Rachmat Abdul Hakim, “ Kami sejak kecil terbersit dalam benak dan hati untuk menjadi pengajar dan Bapak kami Dendayasa benar-benar menjadi motivator dan dinamisator, sangat antusias sekali terhadap dunia pendidikan, sehingga kepentingan pendidikan agama dan sekolah menjadi nomor wahid sekaligus mampu mendrive dengan keras namun, hal tersebut tidak lepas dari gent atau garis keturunan kakek kami alm guru Moch. Djayadi seseorang guru pada zaman Pemerintahan Hindia Belanda” yang pada jamannya juragan guru yang patut ditiru dan digugu. (dendayasa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar