Kota Sukabumi-Pelita
Sekitar 30 persen dari 1.859 hektar areal persawahan di wilayah Kota Sukabumi terancam kekeringan jika musim kemarau saat ini terus berlangsung hingga 1-2 bulan kedepan. Areal persawahan yang terancam kekeringan tersebut rata-rata berada di daerah yang sulit mendapatkan sumber air, seperti di wilayah Kota Sukabumi bagian barat.
“Musim kemarau saat ini terbilang lebih lama, jika dibandingkan dengan tahun lalu,” kata Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Sukabumi. Drh. Ate Rahmat saat ditemui di Gedung Korpri, Rabu (14/9).
Dijelaskan Ate, areal persawahan yang terancam kekeringan tersebut didominasi oleh tanaman padi yang umurnya masih muda sekitar 1-2 bulan karena sangat membutuhkan banyak air, berbeda dengan padi yang umurnya sudah tua tidak terlalu memerlukan air yang banyak. Bahkan saat ini, hampir seluruh areal persawahan di Kota Sukabumi, usia padinya masih muda.
“Upaya yang telah kami lakukan untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan sehingga menyebabkan gagal panen dengan memberikan ilmu pengetahuan tentang iklim kepada para petani, terlebih saat ini masa panen di kita tidak serentak,” ujarnya.
Solusi lain yang diberikan oleh pihak dinas jika musim kemarau saat ini berkepanjangan menurut Ate, adalah dengan menghimbau petani untuk mengganti tanaman padi dengan palawija seperti jagung, kacang-kacangan dan singkong. Karena jika terus dipaksakan menanam padi di musim kemarau saat ini tidak akan berhasil.
Lebih lanjut Ate mengungkapkan, sebenarnya di musim kemarau saat ini lebih menguntungkan menanam palawija dibandingkan padi. Karena jika kita mengkonsumi tanaman palawija kadar karbohidratnya sama saja dengan padi.
“Untuk saat ini kita tidak memberikan bantuan bibit palawija, hanya saja para petani harus memanfaatkan bibit palawija yang ada di daerahnya,” ungkapnya. (bud/4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar