Pages - Menu

Kamis, 15 Desember 2011

Fajar Laksana ; Pemkot Sukabumi Perlu Terapkan Konsep Pendidikan Pertanian


Fajar Laksana ;
Pemkot Sukabumi Perlu Terapkan Konsep Pendidikan Pertanian 

Kota Sukabumi,

         Meski perkembangan pendidikan di Kota Sukabumi khususnya di bidang kejuruan terbilang bagus dan meraih banyak prestasi baik regional maupun nasional. Namun Pemkot Sukabumi masih melupakan perlunya pendidikan pertanian bagi para siswa yang nota bene merupakan generasi bangsa kedepan. Bahkan konsep pendidikan pertanian di Kota Sukabumi masih sangat kurang dan bahkan sama sekali belum diterapkan, untuk itu perlunya dibangun sekolah kejuruan khusus bidang pertanian.

    “Saat ini sekolah kejuruan yang ada di kita hanya terfokus menjurus kepada sektor tekhnologi dan ekonomi, sedangkan untuk sektor pertanian tidak ada sama sekali,” kata Pengamat Pendidikan Fajar Laksana saat ditemui usai wisuda 280 mahasiswa STMIK PASIM Sukabumi, di Gedung Anton Soedjarwo Komplek Setukpa Polri, kemarin.

     Dijelaskannya, Kota Sukabumi memiliki areal pertanian yang cukup luas, namun dala kenyataannya belum tergarap dengan optimal. Bahkan kondisi yang ada saat ini, begitu banyak lahan yang kosong dibangun men jadi sebuah areal perindustrian dengan berdirinya pabrik-pabrik yang pada akhirnya masyarakat sekarang menjadi buruh pabrik dan bukan menjadi petani untuk mengolah lahan pertanian yang masih kosong.

      “Untuk itu kedepannya, pendidikan di Kota Sukabumi harus berpihak pula terhadap sektor pertanian. Bahkan untuk mewujudkan hal tersebut kami sudah bekerjasama dengan dinas terkait untuk menerapkan konsep pemuda mandiri pertanian,” ujarnya.

     Menurutnya, kalau perlu visi misi Kota Sukabumi saat ini harus ditambah dengan lebih keberpihakan kepada sektor pertanian. Karena dirinya merasa prihatin melihat pencitraan visi misi saat ini tidak mengarah ke sektor pertanian.

   “Kalaupun pemda ingin mengembangkan sektor industri, harus mengarah kepada pengembangan sektor industri kerakyatan (home industri). Namun pada kenyataannya pula sampai saat ini sektor home industri belum digarap secara optimal,” ujarnya.

       Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, melihat lahan pertanian yang begitu luas namun belum tergarap secara optimal pihaknya berencana membuka Politeknik dan Laboratorium Penelitian khusus pertanian. Karena biar bagaimanapun, perkembangan ekonomi di suatu daerah bila tidak didukung dengan sektor produksi di dalam daerah itu sendiri, akan berdampak terhadap arah pembangunan yang semu.

       “Karena saat ini pembangunan yang terjadi di kita saat ini mengarah kepada pembangunan yang materialistis, untuk itu kalau perlu visi misi kita ditambah dengan menjadi kota wisata dan budaya, khususnya yang lebih fokus kepada sektor pertanian,” ungkapnya.

      Sementara itu Pakar Ekonomi  Prof. Dr. Ir. AM Saefuddin mengatakan,  secara geografis wilayah Sukabumi sebagai daerah agraris mempunyai begitu banyak lahan kosong yang belum digarap secara optimal. Padahal jika dikelola dengan optimal, lahan tersebut bisa menjadi produktif dengan ditanami berbagai jenis tanaman palawija, padi sayur mayur dan lainnya yang bisa meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat.

     “Namun kondisi saat ini yang terjadi, begitu banyak lahan kosong yang ada di Sukabumi  sudah beralihfungsi menjadi kawasan industri dengan berdirinya pabrik-pabrik,” kata Mantan Menteri Negara Pangan dan Hortikultura Kabinet Reformasi Pembangunan di era pemerintahan mantan Presiden RI BJ Habibie disela-sela menghadiri wisuda mahasiswa STMIK PASIM Sukabumi.

     Lebih lanjut AM Saefuddin mengungkapkan, pengelolaan pertanian di suatu daerah akan berjalan optimal apabila kepala daerah seperti Bupati maupun Walikota mengeluarkan kebijakan seperti perda yang isinya fokus untuk mengembangkan sektor pertanian.

    “Jika seorang kepala daerah tidak mempunyai kebijakan terhadap sektor pertanian, lambat laun seluruh lahan pertanian akan berubah menjadi berdirinya pabrik-pabrik besar. Sehingga pada akhirnya, untuk memenuhi kebutuhan pangan harus di kirim dari luar daerah lain,” ungkapnya. (Bud/4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar