Pages - Menu

Senin, 09 Desember 2013

Itali dan Korea Minta 5000 ton Gula Kalapa/ Tahun

PASCAPAMERAN di jantung Kota Hongkong awal pertengahan tahun ini, kalangan petani Indonesia dari 4 Kabupaten nyaris tak percaya Gula Kalapa diminati dunia cukup tinggi. “ Para petani Gula Kalapa asal Kebumen, Banyumas, Purbalingga dan Cilacap ternyata tak sanggup memenuhinya permintaan masyarakat dunia.”
Kepada “Jekrem” di balaikota Sukabumi, Senin pamungkas. Direktur IKM Wilayah II Direktur Jendral IKM, Gati Wibawaningsih usai penyerahan sarana produksi kepada Kelompok Usaha Bersama [KBU] pengrajin garmen, membenarkan mulai melirik Gula Kalapa di Jawa Barat.  

“Semula Kami meyakini benar Kebumen, Purbalingga dan Cilacap serta Banyumas dengan segala potensi alamnya. Akan mampu memenuhi tuntutan pasar pascapameran di Hongkong. Kami menyesalkan itu, empat daerah berpotensi itu takluk menghadapinya,” katanya.
Tak mudah untuk bisa berhadapan dengan beyer di mancanagara, seperti Hongkong. Ada banyak prasyarat untuk bisa menjajakan komoditas yang belum diunggulkan. “Kami memang dibuat terkejut saat itu. Tiba-tiba ada bayer asal Itali dan Korea dengan permintaan tinggi.”

Menurut, Direktur IKM Wil II, Gati Wibawaningsih, kehadirannya di Kota Sukabumi selain untuk menyerahkan sarana produksi UKM yang tergabung dalam Kelompok Uasaha Bersama itu. Ia tertarik membicarakan Gula Kalapa dengan Sekda Kota Sukabumi, DR. H. Hanafie Zen.
“Peluang petani produsen Gula Kalapa di Kota dan Kabupaten Sukabumi. Sangat luas peluang dan kesempatannya untuk berpameran di jantung kota Hongkong seperti yang pernah Kami laksanakan bersama petani Gula Kelapa empat daerah itu,” jelasnya.

Dikatakan, mudah-mudah sulitlah menggelar pameran atau bahasa dagangnya menjajakan komoditas yang mulai digandrungi karena perubahan pola hidup masyarakat dunia yaitu gandrung gaya makan “Organik” atau kembali ke alam [Back to Nature]. 

“Dia haruslah produsen bisnisnya terdaftar resmi. Untuk menarik minat bayer itu, Kami ajarkan berproduksi bersih, Kita perbaiki proses peroduksinya. Harus diraih peluang dan kesempatan emas itu, mumpung mereka masih bermiknat. Petani harus bersemangat dagang,” tandasnya.    
Jika mereka yang berbisnis dengan Gula Kalapa di Jawa Barat tertarik untuk berpameran di Hongkong menurut Gati Wibawaningsih, “Silakan berkoordinasi dengan Kami dan prosesi perdagangan dengan negara itu, baiknya tanpa perantara fihak ketiga jika ingin untung besar.”

“Kedepan setelah Kebumen, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap sementara takluk dengan tuntutan pasar Gula Kalapa. Saya ingin ada gerakan khusus dan serius mengawal produsen Gula Kalapa di Jawa Barat ini. Saya berharap ini direspon rekan-rekan di Dinas Perindustrian,” katanya.   

Dalam kesempatan sama, Direktur IKM Wilayah II, Gati Wibawaningsih berkesempatan dialoh bersama Sekotda dan Kadis Perindagkop seputar kemungkinan menggelar promosi di luar negeri untuk komoditas unggulan yang diproduksi warga atau perajin Kota Sukabumi. 

“Saya yakin akan muncul produsen makanan atau minuman khas Kota Sukabumi jika terus dibina dan di kawal pantau petugasnya. Selain itu perlu di asah dan asuh produsen Kita itu untuk bermitra dengan  perbankan. Tak perlu minder untuk maju selain kekuatan promosinya,” ucapnya sambil mencicipi makanan jajanan pasar khas Kota Sukabumi, Lemper dan jenis lainnya. [HS2SMI].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar