Pages - Menu

Senin, 09 Desember 2013

Keluarga Sukabumi Itu Hangat (Pelajar asal Jepang)




 Sukabumi,

SELASA  munggaran, bulan Desember pamungkas 2013 silam.  Sebanyak 25 siswa didampingi 4 guru dan Kepala SMA Oisca, Hamamatsu, Jepang,  Mr. Segawa Yamato bertamu ke SMA Negeri. 1 Kota Sukabumi. Meski  hanya semalam saja, tapi mereka mendapatkan kesan  mendalam sekali tentang kehangatan keluarga siswa tempat mereka menginap.

 Diantara sejumlah siswa SMA Negeri. 1 yang diinapi siswa Jepang itu [Homestay]. Ada keluarga Sandya Hasan warga Jl. Samsi Babakan Jampang, RT. 3- RW. 11, Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. 

“Saya bersama kedua orang tua  bangga mendapat kepercayaan Sekolah menjadi orang tua siswa asal Jepang itu. Mereka bertiga sangat santun dan mandiri. Mereksa bertiga mengaku sangat senang bermalam di rumah saya, meski hanya semalam saja,” ungkap Sandya.

Yamashita Shoki, Inoue Kaishiro dan Shimamiya Yuki. Ketiga anak Jepang itu menurut Sandya Hasan Siswa Kelas 1 / 10 Bahasa. Mereka  mudah akrab dengan keluarganya. Mereka tidak terlalu direpotkan dengan makanan. “Mereka makan tak berlebihan.” Imbuhnya.

“Terutama yang namanya, Inuoe pria berkacamata itu mengaku tak puas dengan waktu hanya semalaman saja. Mereka senang juga ngobrol dengan kedua Ortu di rumah,” kata Sandya Hasan yang berharap suatu saat bisa bertemu mereka lagi dinegerinya.

Menyimak mereka santap pagi [sarapan] mereka sangat tertib hingga sulit menemukan sebutir remah dibekas piring makan mereka. “Licin pak…Mereka  tidak minum tanpa menghabiskan dulu nasi dalam kunyahan mulutnya. Dan, dibawanya piring itu ke dapur.”

“Ada yang mencolok budaya bangga dengan karya sendiri. Mereka HP-nya tidak mahal seperti rekan-rekan saya. Mereka bangga  hp-nya buatan atau rakitan sendiri. Harganya tidak lebih dari Rp 250 saja. Tapi rekan-rekan saya ada yang harganya Rp 2 juta,” ucap Sandya menunduk.
Menurut Yamashita Shoki yang berkali-kali membuka kamus elektriknya [hp] sekolah tak pernah mengijinkan setiap siswa membawa alat komunikasi ke sekolah.  “Kami pulang kerumah sekitar Jam 20 malam setelah ganti pakaian pada jam 16 sore. Makan siang di sekolah.”

Sandya Hasan menambahkan, ketiga tetamu remaja Jepang itu kebetulan saat menginap di rumahnya tidak punya catatan pantangan makanan. “Ada dua tamu kami Takahashi Yasuki dan Nakayasu Akihito, keduanya punya pantangan mengkonsumsi daging sapi dan Kambing.”

Tapi yang jelas kata Sandya, siapa pun mereka itu mudah-mudahan kedepan membuahkan hasil yang menguntungkan semua fihak. “Kami juga mereka, harus saling mau belajar dan menerima apa adanya. Begitu kalau saya bisa menyimpulkannya.” Ucapnya. 

Sementara itu Yamashita Shoki  dn Shimamiya Yuki mereka menyarankan. “Jika hendak ke Jepang menjelang tahun baru itu suasanaya tenang dan tanpa kembang api atau terompet. Ada kuliner Mie soba ada juga mekanan tradisionil lainnya seperti omochi tahan lama tanpa disimpan di lemari pendingin. [HS2SMI].-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar