Pages - Menu

Senin, 31 Maret 2014

Laporan khusus Dendayasa, Sip Kado Istimewa 1 abad (100 Tahun) Kota sukabumi



                                      Sukabumi,
Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK) diera globalisasi  semakin hari terus mengalami peningkatan, berkat  pemikiran-pemikiran manusia yang melampaui batas dunia dan benua, kehadirannya  mempengaruhi terhadap   dinamika kehidupan,  secara personality maupun organisasi , institusi pemerintahan, BUMN , BUMD, dunia pendidikan  serta sistem dunia usaha local, regional, nasional maupun global.

Terjadinya perubahan dari sistem  manual ke era  digital  bergulir dengan begitu cepat seiring dengan tuntutan secara kompetitif di era globalisasi saat ini.Paradigma TIK menjadikan suatu percepatan terhadap  unggah (upload) dan unduh (donload)  data   informasi yang diperlukan ,  hanya  disisi lain kita harus cermat dan pandai  pula untuk  memilih dan memilah , karena idealnya Iptek harus diimbangi  dengan Imtak sebagai langkah antisipasi  agar eksis dan   akses tanpa ekses.

Kecanggihan  TIK  telah mampu mendrive interaksi publik  yang diwarnai  dengan Narsisisme (Mencintai diri yang berlebihan), menghiasi dunia maya yang dilakukan melalui  jajaring sosial ( Facebook, Youtube, Twitter, Yahoo Mesenger, Gmail, Google Talk, Windows live messenger, Aol Instant messenger dll ).

Mencermati kondisi demikian pemerintah kota sukabumi melalui peran Kantor Komunikasi dan Informatika (Kominfo) secara sustainable dan bertahap berupaya keras membangun sebuah infrastruktur dan sufrastruktur sebagai sarana prasarana komunikasi  yang berbasis online (website) upaya menjawab tuntutan dan tantangan zaman dengan  menyajikan  informasi public tentang perjalanan roda pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan.

Penyajian pelayanan informasi Cepat, tepat, akurat dan terpercaya menjadikan suatu pola kejar utama  dalam menampilkan secara konstruktif hasil-hasil pembangunan yang telah, sedang dan yang akan  dilaksanakan sebagai bentuk akuntablitas kinerja pemerintah daerah  terhadap masyarakat.

Mulai dari  sisi infut proses- output – outcome sampai ke tingkat benefit  dan multiplayer efek ditampilkan dalam bentuk Laporan Penyelenggaraan Permerintah Daerah ( LPPD) dan Laporan Akuntablitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) selaras dengan Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (Rapetada),  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)).

Melalui Rapetada   secara berjenjang  semua komponen masyarakat bersama-Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) diajak bicara melalui Musyawarah rencana pembangunan kelurahan beranjak ke tingkat kecamatan dan bermuara ditingkat kota untuk menentukan skala prioritas program, sehingga rencana pembangunan dimaksud  selaras dengan aspirasi yang berkembang di masyarakat.

Memasuki 100 tahun (1 Abad) Kota Sukabumi Telah banyak hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai bagi peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM), dari sisi pendidikan, kesehatan maupun ekonomi, sekalipun   disana sini masih terdapat kekurangan  , namun  pada intinya semua infrastruktur secara kuratif dan bertahap   dibenahi, ditata sedemikian rupa menuju Kota Sukabumi, Sehat Cerdas dan sejahtera.

Sebagai langkah perdana yang menjadi sasaran utama Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi, seiring  dengan aspirasi yang berkembang di masyarakat  adalah   mempercantik nuansa keindahan kota  , melalui   penataan kondisi lapangan merdeka dan sebagai langkah persuasive  (Temu wicara) seluruh PKL  secara partisipatif   menjunjung tinggi terhadap norma-norma  yang telah menjadi kesepakatan.

Melalui peran  DP-4 Pemerintah Kota Sukabumi kini tengah gencar-gencarnya melakukan peremajaan tanaman bunga hias pada ruas-ruas jalan utama dan sebagai percontohan penanaman  diawali pada ruas jalan bhayangkara yang  dijadikan sebagai salah satu taman percontohan di kota sukabumi , melalui langkah peremajaan, seluruh tanamman yang ada pada ruas-ruas jalan utama dibenahi diganti  dengan tanaman  yang baru,  upaya menambah nuansa ketertiban, kebersihan dan   keindahan  serta kenyamanan warga kota.

 Perbaikan Drinase dan  Trotoar jalan  perintis kemerdekaan, Jalan Jend. Sudirman, jalan Arief Rachman Hakim, pembangunan Blumbak yang ditanami aneka bunga hias  di  pertigaan jalan R. Syamsudin SH  Cikole, pertigaan  jalan Siliwangi -R. Syamsudin SH , pertigaan  jalan R. Syamsudin, SH  jln. suryakencana  , pertigaan  jalan kenari , Jalan pertigaan Rumah sakit bunut dan perbaikan Tugu KB di jalan Ir. H. Juanda, perbaikan ruang terbuka hijau (Taman halaman balaikota), Pelaburan,  serta rehablitasi gedung juang dan  pembangunan Mesjid Jamie di lokasi Terminal type A jalan lingkar selatan (partisipasi kompenen warga).

Sisi lain yang sangat menyentuh,  mempengaruhi terhadap laju pertumbuhan ekonomi adalah  penyelesaian sisa pembebasan lahan jalan lingkar selatan segmen 3,  Walikota dan Wakil walikota berupaya keras  menterjemahkan kepentingan tersebut memfasilitasinya melalui Pemerintah Provinasi Jawa Barat cq Dinas PU Bina Marga  dan saat ini hanya tingggal menunggu pengerjaannya, karena itu merupakan Proyek Pemerintah Provinsi.

Menurut Ketua Bappeda DR. H. Hamdan, MM bahwa Pembangunan Jalan lingkar selatan segmen3 dan pembangunan Pasar pelita telah menjadi isyu strategis pembangunan Kota Sukabumi pada tahun 2015.

Terbangunnya nuansa ketertiban, keamanan dan kenyamanan di kota sukabumi ternyata mengundang antusias dari Kepala Negara, Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono(SBY) dan Ibu Negara beserta Menteri menyelenggarakan launching BPJS di Kota Mochi (21/10) 2013.

Kehadiran Presiden RI , Ibu Negara dan Menteri  RI BUMN , Dachlan Iskan bagi Walikota dan Wakil Walikota menjadikan sebuah peluang berharga, seiring dengan aspirasi yang berkembang di masyarakat,  memberanikan diri kehadapan Presiden melalui Menteri untuk dioperasionalkannya kembali KRD jurusan Sukabumi-Bogor dan jurusan Sukabumi – Cianjur dan  hasilnya dapat dirasakan pada saat sekarang ini., upaya memperlancar arus orang dan barang sampai ketempat tujuan.  
  
Beberapa Kado istimewa 1 Abad  (100 Tahun)
Selama kepemimpinan Walikota, H. Mohmad Muraz, SH MM dan Wakil walikota H. Achmad Fachmi, SAg, MM.PD, Kota Sukabumi  memperoleh nilai tertinggi ( 70,65 ) se-indonesia    dalam bidang  Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) ke 4 kalinya  dengan katagori B  Plus Tahun 2013 .Penyerahan Piala dan piagam penghargaan dilangsungkan  rabu  29 januari 2014 di balai Kartini  Jakarta dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar  kepada Walikota Sukabumi H. Mohamad Muraz, SH, dengan disaksikan unsur pejabat tinggi Negara Gubernur, Bupati dan Walikota.

 Baru saja menjabat  dua bulan setengah H.Mohamad Muraz, SH MM  dan H. Achmad Fachmi, SAg, MM.PD memangku jabatan sebagai Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi telah mampu mengukir sejarah baru,   prestasi- demi prestasi diraih  dan  secara  berturut-turut memperoleh  penghargaan dari pemerintah pusat maupun propinsi, berupa perolehan Piala Adipura,   Penerimaan  Penghargaan Kota  Layak Anak dari Presiden RI yang diserahkan oleh Menteri Permberdayaan perempuan dan perlindungan anak  Linda Amelia Sari Gumelar kepada Walikota Sukabumi, H. Mohamad Muraz, SH MM  di Jakarta serta juara III Lomba Sekolah Sehat (LSS) ditingkat nasional  yang diraih  oleh SMKN I dan TK. TB Sukapirena juara I ditingkat provinsi jawa barat dan kini tengah dipersiapkan untuk mengikuti lomba yang sama di tingkat nasional untuk mewakili jawa barat.

Penerimaan  Penghargaan Wahana Tata Nugraha ( WTN) beserta sejumlah Walikota, Bupati dan Gubernur se Indonesia, dari  Menteri Perhubungan RI, E.E. Mangindaan,  Kamis,(3/10 ) 2013 di Hotel Sangrila Kota Surabaya.

Lomba Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Kota, merupakan program Pembinaan  Pemerintah Pusat kepada daerah, khususnya dalam bidang transportasi perkotaan kegiatan ini bukan sekedar untuk memperoleh penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha (WTN), namun untuk mencapai Kinerja Transportasi Perkotaan yang tertib, aman, nyaman dan berkelanjutan. Piala Wahana Tata Nugraha (WTN), merupakan Piala Presiden RI, yang telah didaftar dalam Lembaga Negara pada Sekretaris Negara. Piala Wahana Tata Nugraha (WTN) adalah penghargaan yang diberikan kepada kota kota yang terbaik dalam bidang transportasi perkotaan, melalui Lomba Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Kota.


Penerimaan  Anugrah Peduli Pendidikan (APP) 2013 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang diserahkan Sekjen Kemendikbud di Auditorium Gedung D Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta   (29/11)

Menurut Kepala Pusat Informasi dan Humas Ibnu Hamad, Penerima penghargaan APP 2013 dibagi ke dalam lima kategori. Pertama, Kategori Perusahaan/BUMN (7 penghargaan) kedua, Kategori Kabupaten/Kota (4 penghargaan); ketiga, Kategori Yayasan Nirlaba/Kelompok Masyarakat (4 penghargaan) keempat, Kategori Individual/Inovator Pendidikan (10 penghargaan); dan kelima, Kategori Program Acara Televisi (4 penghargaan).
Penerimaan penghargaan penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) Tingkat Pratama Nasional Tahun 2013 dari Presiden RI yang dipandang memiliki komitmen dalam merealisasikan program kebijakan Pengarus-Utamaan Gender (PUG),  Penyerahan pengharagaan dilangsungkan  pada  puncak peringatan ke-85 Hari Ibu Tingkat Nasional  di Gedung Sasana Kriya Taman Mini Indah Indonesia (TMII) Jakarta,(18/12).

Penerimaan penghargaan Adiwiyata dibidang Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) diraih oleh SDN Suryakencana Cipta Bina mandiri, SMPN 6 dan SMAN 3 dan Penerimaan penghargaan Kota Sehat yang ketiga kalinya .

Penyerahan penghargaan dari Menteri Kesehatan RI dr. Nafsiah Mboi  Kota Sehat 2013 dengan kategori   Swasti Saba Wistara  kepada Walikota Sukabumi H.M. Muraz, SH MM  pada puncak acara peringatan Hari Kesehatan Nasional ke 49 di Merlynn Park Hotel, Jakarta (14/11).

Penghargaan  kategori Swasti Saba Wistara khusus di Jawa Barat hanya diberikan kepada Kota Sukabumi, Cimahi dan Cirebon. Sedangkan kategori Swasti Saba Padapa diraih oleh Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Depok, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bandung Barat, Subang, Sumedang, Indramayu dan Cianjur. Sedangkan Kategori Swasti Saba Wiwerda diraih oleh Kabupaten Kuningan dan Banjar.

Kota sukabumi ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai ULP percontohan “Pembentukan ULP Percontohan ini merupakan amanat dari Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 , ULP wajib dibentuk oleh kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan insttusi (K/L/D/I) paling lambat tahun anggaran 2014. Sejauh ini, ULP Percontohan Nasional ini sudah tersebar di 5 K/L, 6 provinsi dan 19 kabupaten/kota. Kelima K/L tersebut adalah Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, BMKG,  dan ITB”

Menurut Kepala Bagian Administrasi pembangunan dan Kerjasama Setda Kota Sukabumi, Ir. Rahmat Sukardar Di provinsi Jawa Barat hanya  Kota Sukabumi dan Kota Cimahi yang dijadikan sebagai percontohan, upaya mewujudkan proses pengadaan barang/jasa yang kredibel dan memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat.

Kota Sukabumi masuk 10 besar  ( urutan ke  7 )  dalam Laporan Penyelengaraan Pemerintah Daerah setelah melalui Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD). EKPPD dilakukan untuk menilai kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam upaya peningkatan kinerja berdasarkan prinsip tata kepemerintahan yang baik dan  LPPD sebagai informasi utamanya termasuk Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, Informasi Keuangan Daerah, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Daerah, Laporan hasil pembinaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, evaluasi dan pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah.

Walikota  Sukabumi  mengemukakan
 bahwa, keberhasilan ini   merupakan keberhasilan semua pihak,  hasil dari kinerja aparatur , Stakeholder dan seluruh masyarakat . Bagi pemerintah  dan masyarkat kota Sukabumi, juara bukan  harapan atau prioritas utama dalam mengikuti setiap kegiatan lomba,  namun apabila dari hasil upaya keras yang   selama ini selalu memperoleh tanggapan serius dari pemerintah pusat, itu merupakan suatu hal yang  wajar, sebagai pemacu dan pemicu  upaya mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), baik dari sisi pendidikan, kesehatan maupun ekonomi..

Acara pokok  peringatan 1 Abad Kota Sukabumi (1 april 2014)  meliputi Upacara puncak peringatan dilangsungkan di lapangan merdeka, dilanjutkan dengan Rapat Paripurna istimewa, Ziarah rombongan dan penganugrahan tanda kehormatan satyalancana karya satya Presiden RI kepada PNS yang telah memasuki masa bhakti 10 , 20 dan 30 tahun dalam pengabdiannya serta  Tasyakur binikmat.

Menurut Sekretaris Daerah, DR. HMN Hanafie Zein, MM selaku ketua panitya  penyelenggara,  mengemukakan bahwa Rangkaian kegiatan Hari Jadi ke 100/1 abad Kota Sukabumi 2014  meliputi,   Sukabumi Class music (komunitas blues) ,donor darah, Sukabumi class music (Musik jazz), Gerakan membaca Al Qur’an 100 kali tamatan, Lomba qosidah tingkat SMP/MTs dan SMA.SMK/MA. 

“Pagelaran wayang golek, Sukabumi city fest, Sukabumi class musim komunitas (Musik Reagge), Sukabumi City Fest (Road show), Jalan santai bersama PNS/TNI/Polri dan masyarakat, Nikah massal, Sukabumi class music komunitas (Musik Pop), OPJ Trans -7, Lomba pidato, Senam bersama YKS, Sukabumi Great sale, Ngaruat bumi, seminar budaya, Pawai Allegoris dan Pagelaran seni helaran, Pameran photo dan jejak rekam, Pesta rakyat dan pagelaran seni budaya tingkat provinsi jawa barat 2014(dilanjut kegiatan 100 jam), Tablig Akbar, Pameran The 4 tahun Sukabumi expo” ujarnya 

Sisi kegiatan lain yang tak kalah pentingnya adalah  Sosialisasi tentang penggunaan dan pembuatan alat lubang resapan biopori kepada PKK dan masyarakat yang berada di wilayah perencanaan program kampung iklim (Kelurahan gunung puyuh, Cipanengah dan nanggeleng, Program Earth Hour (selama 1 jam mematikan listrik pada jam 20.30 wib s/d 21.30 wib, Lomba kebersihan, Lomba makanan ethnic, Khitanan massal, Lomba pesta siaga TK, SD, Olimpiade Sains tingkat SD, SMP, SMA/SMK, Olimpiade olahraga siswa nasional (O2SN) tingkat SD, SMP,SMA/SMK, Olimpiade olahraga siswa nasional tingkat SMP,SMA/SMK, Festival lomba seni siswa nasional (Fl25) tingkat SD, SMP,SMA/SMK, Lomba paduan suara, Lomba Yel-yel pramuka penggalang tingkat SD dan SMP, Jambore UKS tingkat SD, SMP dan SMA, Lomba lansia produktif, Seminar lansia, Seminar jaminan kesehatan nasional ( JKN), Seminar PHBS pendidikan, Seminar penyebaran informasi obat, kosmetika dan makanan berbahaya, Skrining penyakit tidak menular (PTM), Pemeriksaan HIV AIDs gratis. /dendayasa,SIp

Masih Rekayasa Oleh Winni Siti Alawiah

Oleh Winni Siti Alawiah,SPd
guru bimbel go sukabumi

Diskusi hari ini di tutup dengan sebuah wejangan senior. “Peka dan bergeraklah selama itu benar dan bisa diperjuangkan!”. Sungguh penuh semangat. Terutama bagi mahasiswa tingkat akhir seperti Rekas.
Lelaki yang berproses menuju dewasa. Dengan perawakan jangkung kecilnya. Pangkat sekjen (sekertaris jendral) sebuah unit kemahasiswaan yang bergiat di bidang politik. Kepiawaian merangkai kata-kata, andalannya. Hampir sempurna membentuk sosok mahasiswa militan yang berjiwa sosial.
Sudah berlalu tiga tahun. Situasi mencekam yang hampir mendepaknya dari kampus. Persoalan parkir berbayar yang kini belum dapat di wujudkan. Sungguh miris, jika parkir saja di sebuah kampus berlabel ‘negeri’ harus berbayar. Hitungan jam dan portal otomatis buatan luar negeri sudah di gadang-gadang dapat menertibkan lalu lintas kendaraan kampus. Nyatanya, sangat tidak diharapkan oleh mahasiswa. Rekas pun bereaksi, konsolidasi, rapat besar, hingga pencarian data secara terselubung di lakukan. Demi mewujudkan ‘demokrasi dan keadilan’.
Pada puncaknya, semua tergerak mewakili semua fakultas. Membawa aksi hingga ke rektorat. Berdiskusi namun nihil akan mufakat. Hingga, penyabotasean terjadi. Penyebaran pamflet mengatasnamakan UKM, ditanggungjawabi Rekas sebagai sekjen. Lantang menuliskan “Segala bentuk kehilangan (kendaraan dan helm) di tanggung sekjen”. Lengkap disertai nomor kontak Rekas.
Hari itu menjadi amat rumit, banyak pesan masuk ke telepon genggamnya. Kekhawatiran tak hanya menyelimuti Rekas dan kawan-kawannya, terlebih melibatkan keluarganya. Ibunya yang tidak sengaja membaca pesan berupa ancaman. Pandangan yang semakin menyudutkannya. Keputusan pun diambil. Rekas diasingkan keluar kampus untuk beberapa hari. Dengan pengawasan senior berpengalaman.
Sementara yang lain mencari tahu pelaku, Rekas mulai bangkit. Ternyata ada penyusup saat konsolidasi. Dengan bayaran dua juta saja, seorang berubah menjadi pengkhianat. Meskipun tak sepenuhnya sesuai harapan. Pada akhirnya parkir berbayar tidak berjalan sesuai keinginan birokrat.
Itu tiga tahun yang lalu. Namun besar berpengaruh bagi Rekas Nugraha. Mahasiswa pendidikan bahasa yang telah banyak menyuarakan opininya di berbagai media massa.
“Selama menjadi mahasiswa, harus bisa berkarya, dan membantu mahasiswa lain yang membutuhkan pertolongan!”. Itu yang selalu diucapkan dan membangkitkan semangatnya.
Baru saja diskusi hari ini selesai. Seorang lelaki berjas biru dongker dengan wajah tertekuk menghampirinya.
“Wah, ini benar-benar pelik! Memalukan!”
“Ada apa Gih? Ceritakan, jangan mencerca sendiri!”
Dengan nada penuh kesal. Panggih menceritakan kronologinya. Pergi ke mesjid kampus seperti kebiasaannya untuk menuntaskan kewajiban religiusnya. Meninggalkan petaka. Sepatu baru yang di simpannya di loker penyimpanan hilang. Mencari tahu hingga ke ruang pemantau, melihat gambar di cctv. Ternyata, telah terjadi kejahatan yang terindikasi oleh orang dalam.
Ada menit yang hilang dari gambar cctv. Menit hilang yang bisa menunjukkan siapa pelaku pencurian sepatu itu. Pihak terkait mengelak telah terjadi pencurian yang dilakukan oleh orang dalam. Penolakan demi penolakan seolah menjadi pembelaan tak terbantahkan. Tanpa dukungan, Panggih mundur sejenak mencari alternatif pemecahan dan bantuan.
“Ini perlu penanganan serius. Tidak bisa dianggap sepele. Bukan karena aku kehilangan sepatu baru, tapi bentuk kehilangan itu yang sudah berulang kali menimpa mahasiswa!”
“Ya, ini perlu ditindaklanjuti!”, anggukan Rekas begitu pasti dan tegas.
Malam itu juga Rekas membuat jaringan pencari data. Dan memang kemarin tidak ada satu pun penjaga yang bertugas di loker penyimpanan. Tapi tentang kehilangan yang sering terjadi benar adanya. Beberapa orang itu adalah teman Rekas sendiri.
Kehilangan komputer jinjing, sepatu, sandal, hingga payung. Cukup membuat geram. Saran Rekas untuk membuat surat pembaca. Menuangkan keluhan agar mendapat tindak lanjut yang serius dari pihak kampus. Panggih tanpa ragu menuangkannya dalam surat pembaca yang dikirmnya ke koran kampus.
Surat pembaca itu berhasil menjadi umpan. Panggih ditemani Rekas di panggil menghadap kepala keamanan. Kantor pusat keamanan seketika menjadi kantor kepolisisan. Dengan terdakwa pelapor yang seharusnya mendapat tindak lanjut tentang kasusnya.
Stand up comedy berdurasi tiga puluh lima menit. Panggih di kecam dengan tudingan membuat pernyataan yang tidak benar dalam surat pembaca. Penggalan pernyataan tertulis Panggih yang mendasari kecaman itu ‘Kehilangan yang sudah beberapa kali terjadi menimpa mahasiswa. Mulai dari kehilangan sepatu, sandal, komputer jinjing, payung, hingga kendaraan. Seolah hanya menjadi sentilan kecil yang kurang dihiraukan. Semestinya tempat ibadah menjamin kemanan semua orang yang akan beribadah. Bukan sebaliknya, kekhawatiran akan kehilangan barang-barangnya’.
Garis bawah untuk kata ‘kendaraan’ memacu kecaman kepala keamanan. “Seharusnya sebagai mahasiswa bisa lebih cermat menuangkan kata-kata. Setahu saya dan semua pihak keamanan, belum pernah ada laporan kehilangan kendaraan. Kalau yakin ada, coba tolong perlihatkan buktinya!”.
Panggih tersudut. Bukan karena pernyataannya salah dan bohong. Namun bukti yang dapat menunjukkan kehilangan kendaraan itu tidak bisa diperlihatkannya. Rekas berusaha menengahi dengan mengembalikan arah pembicaraan pada titik awal. Keluhan Panggih tentang kehilangan sepatunya. Tidak ada solusi atau sekedar permohonan maaf. Panggih meninggalkan kantor keamanan dengan perasaan takut akan kecaman ketua DKM dan ketua keamanan kampus.
Rekas terus menguatkan dengan berbagai pandangannya. Semua ini hanya persoalan ‘pencitraan’. Tidak ada pihak kampus yang ingin tercoreng setitik noda pun. Meskipun pada persoalan ini, Panggih memang tidak bisa sepenuhnya di benarkan. Kecerobohannya menuangkan beberapa persoalan dalam satu momen. Seharusnya persoalan kehilangan kendaraan yang dialami alumni tidak dulu di munculkan.
Hebat, selang dua hari Panggih menerima surat peringatan. Perlakuan macam apa ini. Rekas menggeleng setelah membaca surat peringatan itu. “Bukankah surat pembaca biasa dibuat untuk sebuah keluhan. Justru dengan keluhan itu, pihak yang dikeluhkan mendapat perhatian dan bisa memperbaiki kinerjanya”. Baru saja kemarin tetangga Rekas yang membuat surat pembaca di sebuah surat kabar nasional. Keluhan tentang kutu pada beras yang dibelinya di sebuah supermarket. Hari itu juga pihak supermarket mengirimkan beras baru sebagai ganti rugi pada pelanggannya.
Sepertinya hal itu tidak berlaku di lingkungan pendidikan yang telah komersil ini. Terlalu ‘jaim’ sepertinya untuk mengakui kelalaian. Terlalu ‘sepele’ untuk mengganti rugi kehilangan yang tidak seberapa.
Rekas dibantu teman-temannya dari BEM mencoba menangani kasus yang sedang dihadapi Panggih.
“Waspada ya Gih. Kita harus lebih cermat melihat peluang dan kondisi. Jangan biarkan tamparan kecil ini menyingkirkanmu”
Kemelut di ranah pendidikan komersil ini seolah tak pernah surut. Belum selesai persoalan Panggih. Gedung terhormat di penuhi mahasiswa yang melakukan aksi penolakan dan solidaritas. Muhammad Sahroni, mahasiswa ekonomi terancam di drop out. Alasan yang seolah dibuat terencana. Sahroni belum membayar setengah uang pembangunan. Penangguhan membuatnya terbebas sementara. Lucunya tak ada pmberitahuan atau sekedar peringatan, untuk mengingatkan Sahroni tenggang waktu pembayaran.
Bukankah dengan adanya peringatan sebelumnya, Sahroni memiliki waktu untuk mengumpulkan uang. Melunasi uang pembangunan. Terbebas dari drop out. Apakah ini sebuah kelalaian pihak administrasi yang tidak peka. Terlalu menyepelekan jumlah uang yang sebenarnya begitu besar bagi seorang mahasiswa daerah seperti Sahroni.
Rekas sigap dan segera menemui rektorat kemahasiswaan untuk melakukan lobi dan diskusi. Banyak hal yang dibawa sebagai data dan bukti. Hari itu dia dan kawan-kawannya sedikit beruntung. Salah seorang dosen di bagian humas, mantan mahasiswa yang dulu aktif bergiat di bidang sosial dan kemahasiswaan membantu. Melancarkan proses lobi. Menemukan titik temu yang berpihak pada Sahroni. Sebuah label bergengsi ‘kebijakan’ turun. Memberikan kelonggaran waktu pembayaran sisa uang pembangunan dan drop out pun tak akan terjadi.
Sedekiti udara segar. Kembalinya Sahroni di kampus, menyunggingksn senyum pada wajah Rekas. Kini dirinya masih bertanggungjawab atas masalah Panggih. Pecitraan yang semakin kental akan perebutan kekuasaan. Hari senin yang begitu panas itu, membawa berita hebat. Sebuah opini di koran nasional terbit. Tulisan seorang bertahta dengan judul, Loyalitas Finansial bagi Mahasiswa.
Wow. Kata yang sulit menjabarkan perasaan Rekas saat itu. Sementara di kolom yang sama dalam koran lokal seolah menabuh genderang. Hak Bicara Mahasiswa, Bukan di Orde Baru. Inikah manipulasi keadaan para petinggi di ranah pendidikan itu?.


Rabu, 26 Maret 2014

Camat Warudoyong , Yadi Mulyadi, S.STP,MSi, Anggota Linmas Harus Benar2 Peka dan Trengginas



 Sukabumi,

Terciptanya nuansa ketertiban, keamanan dan kenyamanan  menjadikan suatu pola kejar utama bagi Camat dan masyarakat kecamatan warudoyong Kota Sukabumi, terutama dalam menghadapi Pesta demokrasi Pemilu Calon Anggota legislative 2014 mendatang. Segala  daya dan upaya dilakukan guna menunjang bagi  kelancaran penyelnggaraan pesta demokrasi tersebut.



Menurut Camat Warudoyong, Yadi Mulyadi S.STP, MSi, Salah satu bentuk upaya keras yang dilakukan baru-baru ini adalah melalui kegiatan bimbingan terknis (bimtek) bagi seluruh anggota perlindungan masyarakat (Linmas), khususnya yang berkenaaan dengan tugas pengamanan pada hari pencoblosan 9 april 2014 mendatang dengan nara sumber  antara lain Camat warudoyong, DanRamil, Ka Polsek, Para Lurah, para Kasie Trantib , Babinsa dan Babin Kantibmas.

Camat Kecamatan Warudoyong mengemukakan tugas fungsi dan peran Linmas benar-benar cukup berat terutama dalam bentuk pengamanan  yang dilibatkan dalam seluruh rangkaian penyelenggaraan Pileg, setiap anggota Linmas di tempatkan disetiap tempat pemungutan suara (TPS) sebagai pengamanan langsung (Pamsung dan di Panitya pemungutan suara (PPS) sebagai pengamanan wilayah (Pamyah).



Upaya menyikapi kondisi demikian Yadi Mulyadi, S.STP,MSi  mengharapkan kepada seluruh anggota Linmas yang berada di wilayah BMW, agar benar-benar peka, cermat  semangat serta  trengginas secara terpadu bersama  TNI, Polri,  dalam  menciptakan suasana kondlusif pada pelaksanaan pesta demokrasi tersebut.

Kapolsek Warudoyong, Kompol Warsito, S.H., M.Si., mengemukakan bahwa  dalam pelaksanaan  tugas pengamanan di TPS, Linmas dan Polri bisa masuk ke TPS,  namun atas dasar  permintaan dari  KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara). Karena Linmas dan Polri, dalam  tugas pengamanan tersebut berada di luar TPS, untuk memantau situasi dan kondisi TPS masing-masing.

Selanjutnya Kapolsek Warudoyong  mengingatkan kepada seluruh Anggota Linmas yang ditugaskan di TPS, jangan sampai lupa mengecek jari para pemilih, apakah sudah dicelupkan pada tinta atau belum. Sedangkan yang berhak menolak dan menerima para saksi, termasuk para pemilih, yakni KPPS masing-masing. Karena untuk saksi harus ada surat tugas dari pengurus Parpol (Partai Politik)-nya masing-masing. Sedangkan untuk para pemilih, harus ada surat panggilan dari KPU (Komisi Pemilihan Umum). Ujarnya/Dens