Negeri ini nampaknya mulai dirasakan berasa kurang nyaman. Dari masa kemasa kerap menuai bencana. Banjir bandang, tanah longsor, kebakaran hutan, tsunami dan ke-keringan seakan sudah menjadi fenomena tahunan yang kerap terjadi. Merebaknya perburuan satwa liar dan illegal loging nyaris tak pernah luput dari agenda para perusak lingkungan. Ironis, kita seolah-olah menutup mata bahwa ulah manusia yang bertindak sewenang-wenang dalam memperlakukan lingkungan hidup bisa menjadi ancaman yang terus mengintai setiap saat.
Meminjam istilah Garret Hardin (1968), inilah yang disebut the tragedy of commons, akibat kegagalan manusia dalam memelihara milik bersama. Kegagalan mengapresiasi sumber daya serentak juga akan melahirkan eksternalitas negatif. Ekses-ekses buruk dapat disebabkan oleh perilaku pihak luar dan tanpa disadari berpengaruh terhadap kehidupan komunitas lain. Ketidakmampuan Indonesia mencegah pembalakan hutan berimbas negatif kepada rakyat negara ini dan juga generasi yang akan datang. Lalu, bagaimana melakukan "revolusi" demi perbaikan mindset masyarakat agar mencintai lingkungan? Ya, kembali ke laptop, alias ke pendidikan.
Menyikapi kondisi demikian Walikota Sukabumi H. Mokh. Muslikh Abdussyukur melakukan penanaman pohon sebagai pencanangan gerakan Jawa Barat Hijau berbasis sekolah (Green School) tingkat Kota Sukabumi di SMK Negeri 4 Kota Sukabumi, 27 Desember 2011. Penanaman pohon ini dilakukan serentak di 26 kota dan kabupaten se Jawa Barat untuk mendukung tercapainya program penanaman 1 miliar pohon (One Billion Indonesia Trees) .
Diharapkannya "Ketika bibit ini sudah ditanam yang paling penting kedepannya yang musti diperhatikan dari sisi perawatannya, sehingga bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan harapan kita semua.
Melalui gerakan green school (sekolah hijau) diharapkan Walikota memiliki dampak positif bagi lingkungan sekolah. Dimana selain hijau, juga bisa memelihara oksigen dan membuat suasana lingkungan sekolah menjadi segar serta asri. "Jika tercipta suasana lingkungan sekolah yang asri dan sehat akan berdampak terhadap peningkatan daya ungkit kesehatan para siswa," ujarnya.
Untuk itu H. Mokh. Muslikh Abdussyukur, SH MSi ,menghimbau, agar disetiap sekolah ditanam berbagai jenis tanaman obat yang bergunan sebagai pelajaran bagi anak didik. "Sejak dahulu kita sudah melakukan gerakan seperti ini, dan bukan karena ada program ini," ungkapnya.
Kadis Pertanian Kota Sukabumi Kardina Karsoedi mengatatakan , sebanyak 15 ribu bibit pohon telah didistribusikan ke 15 sekolah se Kota Sukabumi yang terdiri dari jenis tanaman kayu-kayuan, buah-buahan dan perkebunan. Bahkan sebelum pencanangan gerakan green school dilaksanakan, ke 15 sekolah tersebut telah mendapatkan pelatihan secara tekhnik budidaya tanaman dan pemeliharannya.
"Tujuannya dicanangkan gerakan green school ini untuk melahirkan generasi baru yang mempunyai komitmen terhadap lingkungan dan menumbuhkan kesadaran, motivasi serta peran serta anak didik untuk mendukung rehabilitasi lahan kritis dan perbaikan lingkungan," katanya.
Foto Dik2 Humas. |
Dijelaskan, terkait dengan program obit tahun 2011, pihak BPDAS Citarum-Ciliwung telah memberikan bantuan bibit tanaman kepada Kota Sukabumi sebanyak 14.000 pohon untuk ditanaman di seluruh wilayah Kota Sukabumi. Berdasarkan data yang ada pada tahun 2011, jumlah bobot pohon yang berhasil ditanam di Kota Sukabumi sekitar 305.179 batang yang berasal dari pemerintah, swasta maupun masyarakat.
"Pada saat yang sama dilakukan penanaman pohon secara serentak di 13 kelurahan se Kota Sukabumi yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat dalam rangka konservasi," ungkapnya. (Dens/ herry)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar