Pages - Menu

Senin, 09 Desember 2013

Ratu dan Farzana Jawara Menulis Cerita



Sukabumi,
 
SANG SURYA pagi seakan ingin lebih cepat lagi menghangatkan planet ini. Tapi ratusan peserta didik SDN. Dewi Sartika Cipta Bina Mandiri seakan tak peduli meski mentari kian meninggi dan berada tepat di atas ubun-ubun mereka, Jumat ke empat November menjelang siang.

                Bertemu dengan “Duo Jawara” lomba menulis cerita se Kota dan jadi duta Kota Sukabumi ke Jawa Barat tidak terlalu sulit. Mulai dari Satpam hingga petugas kebersihan dan guru-guru, mereka semua hapal siapa itu Ratu Pangestu dan Farzana Amatul Noor. 

                Memang menurut Ketua Seksi Pengembangan Bakat Siswa SDN. Dewi Sartika Cipta Bina Mandiri, Cikole, Kota Sukabumi, Hj. Arbiatun Yuniar mereka berdua layak untuk dapat menjajal kemampuannya di ajang yang lebih luas lagi.

                “Mereka itu terlalu sayang untuk tidak memasuki gerbang –gerbang lomba di Jawa Barat. Jika memang ada peluang atau kesempatan, dan kesempatan itu kesempatan emas untuk mereka. Kenapa tidak Kita memberikan peluang itu demi masa depan mereka,” ungkap Hj. Arbiatun.

                Mengasuh dan mengasah mereka berdua, nyaris tanpa kendala. Hj. Arbiatun Yuniar menyebutkan kedua orang tua mereka juga berperan aktif mendorong putri-putrinya itu, untuk menjadikan mereka kebanggaan keluarga. 

                “Dari penuturan mereka, banyak saya dengar  saat bincang-bincang dengan Ratu dan Farzana. Ibu atau Mama mereka kerap menghadiahkan buku-buku bermutu yang mendidik. Kata Ratu buku-buku itu jadi perpustakaan pribadinya,” kata Hj. Arbiatun.

                Ratu Pangestu gadis berjilbab putih itu menimpalinya. “Pesan Ibu, tatap langit dan berdoalah. Itu yang menjadi modal Ratu selalu berani untuk tampil demi kebaikan. Kami masih menunggu pengumuman resmi dari Jawa Barat hasil kerja keras Kami.”

Siswi  Kelas 4/a SDN. Dewi Sartika CBM, Ratu Pangestu dan juga Farzana Amatul Noor. Dua dari sekian banyak murid yang sudah terpantau memiliki banyak talenta. “Mereka menjadi asset Kami yang sangat bernilai dan harus selalu diasah serta di asuh. Juga sisi akademisnya.”

Duduk di Kelas 5 Farzana Amatul Noor putri kedua 4 bersaudara keluarga Ahmad Chandra Buana, ngaku mengagumi tokoh perempuan penggagas emansipasi, RA. Kartini dan proklamator Bung Karno itu. “Tak malu menyantap lotek karena saya anak Sukabumi, Indonesia.” 

“Ibu menghadiahi Saya sebuah buku dengan kisah berjudul Kecil- Kecil Punya Karya. Buku itu sangat menarik. Meski saat usia masih –kanak-kanak, kelak dewasa Saya ingin jadi dokter spesialis anak. Pilihan kedua ingin menjadi Jurnalis masa depan, ” tutur penyuka spageti itu.
Lain pula kisah Ratu Pangestu putri kedua dari tiga bersaudara keluarga H. Usman Efendi Hj. Nurul Badriyah. Rupanya kondisi rumah yang harmonis dan sarat dengan etika-etika positif. Menurut Ratu Pangestu kondisi rumah menjadi inspirasinya, hingga tulisannya saat lomba menulis cerita di Jabar. Berjudul Indahnya Kasih Sayang.

“Ratu ingin jadi dokter spesialis penyakit dalam dan Farzana ingin jadi dokter spesialis anak. Menurut hemat Saya, mereka berhak menentukan masa depan dengan cita-cita masing-masing. Ini semoga  menjadi cermin untuk teman sebayanya. Merajut cita-cita dimulai dengan hal –hal kecil, seperti gemar membaca dan menulis,” pungkas Hj. Arbiatun Yuniar.  [HS2SMI].-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar