Senin, 20 Juni 2011 — 10:30:14 WIB
Manajemen Informatika dan Komputer (STIE- STMIK) PASIM Al-Fath Sukabumi berbeda dengan perguruan tinggi pada umumnya. Jika di perguruan tinggi lain biaya kuliah dibayar dengan uang, tapi di perguruan tinggi tersebut justru dibayar dengan emas.
Cara ini merupakan satu-satunya dilakukan lembaga pendidikan di Kota Sukabumi.Untuk melaksanakan program ini, perguruan tinggi yang dipimpin H.Fajar Laksana tersebut bekerjasama dengan Bank Syariah Mandiri, Cabang Sukabumi.Berkaitan dengan itu, Sabtu, 18/6/2011 lalu, digelar Seminar Perencanaan Keuangan Berbasis Emas.Selain itu, juga digelar Sarasehan Seni, Budaya dan Pencak Silat Berdasarkan Pandangan Islam Mengikuti Perjuangan Waliyullah di Pondok Pesantren Zikir Al-Fath. Seminar yang diikuti ratusan mahasiawa perguruan tinggi tersebut, dibuka Sekda Kota Sukabumi, H.M.Muraz.
Pimpinan STIE-STMIK Pasim Al-Fath Sukabumi, H.Fajar Laksana mengatakan, pembiayaan dengan emas merupakan solusi untuk meringankan biaya perkuliahan di perguruan tinggi yang semakin mahal. Sehingga terjangkau seluruh kalangan. Selain itu, cara itu tidak mengenal inflasi dan tidak membebani mahasiswa dengan berbagai bentuk pungutan.
Pembiayaan dengan emas, kata Fajar menguntungkan kedua belah pihak. Perguruan tinggi yang dipimpinnya menyimpan asset dalam bentuk emas, sementara mahasiswa cukup membayar dengan nilai emas sesuai dengan harga emas pada saat pendaftaran. “Misalnya , biaya perkuliahan untuk jenjang Strata 1 selama delapan smester sebasar Rp 18 juta, jika dibiayai dengan emas murni cukup dengan 20 gram. Jika dikalikan dengan harga emas Rp 425 ribu per gram, maka sama dengan Rp 8.5 juta .Kewajiban mahasiswa untuk membayar uang kuliah hanya sebesar Rp 8.5 juta.Tidak harus dibayar kontan, tapi bias dicicil,”ujarnya.Selain itu, katanya, system ini tidak mengenal adanya kenaikan uang kuliah selama menempuh kuliah dan biaya semesteran.
Berbeda jika dibayar dengan uang kata Fajar. Empat tahun kemudian nilainya akan menurun karena inflasi. Tapi jika dengan emas, nilainya akan stabil bahkan harga emas cenderung meningkat. “Jadi, dengan 20 gram, empat tahun kemudian harganya bisa Rp 18 juta,”katanya.
Mahasiswa tidak usah repot membeli emas yang dijadikan biaya. Karena, Bank Syariah Mandiri sebagai pihak penjamin yang menalangi emas terlebih dahulu. Kemudian, mahasiswa mengangsur dengan uang ke Bank Syariah Mandiri sesuai dengan harga emas yang disepakati, selama masa kuliah.
Mahasiswa tidak usah repot membeli emas yang dijadikan biaya. Karena, Bank Syariah Mandiri sebagai pihak penjamin yang menalangi emas terlebih dahulu. Kemudian, mahasiswa mengangsur dengan uang ke Bank Syariah Mandiri sesuai dengan harga emas yang disepakati, selama masa kuliah.
Keunikan lain pembiayaan di perguruan tinggi tersebut, kata Fajar , selain pembayaran dengan emas, juga bisa dengan domba atau beras. Tentunya disesuaikan dengan besaran biaya perkuliahan.
Sekda Kota Sukabumi menyambut baik cara tersebut. Karena, pembiayaan kuliah dengan logam mulia meringankan masyarakat. “Saya kira cara ini bisa diikuti oleh lembaga pendidikan lainnya, khususnya swasta. Ini akan disosialisaikan,”ujarnya.
Sekda Kota Sukabumi menyambut baik cara tersebut. Karena, pembiayaan kuliah dengan logam mulia meringankan masyarakat. “Saya kira cara ini bisa diikuti oleh lembaga pendidikan lainnya, khususnya swasta. Ini akan disosialisaikan,”ujarnya.
Bahkan, Sekda menganjurkan kepada jajarannya untuk membiasakan menabung dalam bentuk emas. Apalagi, menabung dalam bentuk emas lebih menguntungkan dibanding uang.Lebih dari itu mampu menekan tingkat inflasi rupiah. “Kalau untuk lembaga pemerintah belum bisa, tapi per individu tentu sangat baik,”ujarnya.
Penulis: Abu Hanif Nasution
Penulis: Abu Hanif Nasution
0 komentar :
Posting Komentar