PENDEKAR atau Kesatria perempuan dari istana dengan gigih dan
gagah mempertahankan keutuhan keluarganya dari kalangan pemberontak. Karena
adanya pesan gaib, ia terpaksa meninggalkan istana mengembara dan bersemedi. Bersamaan
dengan berakhirnya masa semedinya, Ia menaburkan banyak kerikil yang konon
kerikil itu Batu Kinyang.
Meski bukan jawara utama, Khaira harus
mengakui keunggulan peserta lomba Bercerita daerah lain. Tapi menurutnya dengan
tampil didepan para Juri dan undangan di Jawa Barat, pesan dan promosi tentang
Batu Kinyang yang terkenal itu tersampaikan.
Kaka sapaan khas untuk Khaira saat di rumah, mulai diketahui
rekan-rekan sebayanya. “Kaka saat di Bandung itu bertepatan dengan Peringatan
Gebyar Buku dan Hari Baca Sedunia. Semua keluarga besar mendukung Kaka ikut lomba
itu.”
Murid Kelas 4/a SDN. Dewi Sartika Cipta Bina Mandiri [CBM],
Cikole, Kota Sukabumi yang satu ini, memiliki riwayat “Bercerita” sejak dari
Neneknya hingga Mamanya. “Mereka masing-masing punya cerita yang tak sama
hebohnya. Tapi Cerita nenek masih terheboh.”
Legenda Batu Kinyang, ungkap Khaira bersumber dari sebuah kawasan
yang terletak antara Kecamatan Baros, Kotga Sukabumi dan Kec. Sagaranten,
Kabupaten Sukabumi. Kawasan itu menurut berbagai sumber, kata Khaira hingga
kini dikenal produksen batu alam yaitu Kinyang.
“Ada yang sudah direkayasa menjadi batu cincin, perhiasan kalung
dan anting-anting. Dan peminatnya tak kurang juga dari luar Jawa hingga
mancanagara. Itu yang Khaira dengar dan Khaira baca. Akhirnya didukung Bunda
Hj. Arbiatun, tajuk ceritanya Batu Kinyang,” papar Khaira.
Di Jawa Barat menurut Ia jelas kalah pendukung sedang dari Kota
Sukabumi tak sebanyak sporternya Bandung. “Tapi saya tak gentar, kalau sudah
begitu terbayang wajah Mama dan Nenek. Semangat Khaira bangkit lagi dan percaya
dirinya menebal.” Imbuh sang juara.
Khaira seperndpat dengan rekan-rerkannya termasuk saran para guru
disekolahnya. “Kemenangan itu bukan segalanya. TapI menjadi pemenang sama
dengan mendapat modal melangkah ke jenjang lebih kedepan lagi. Itu yang Khaira
dengar…” ucapnya.
Yang Ia peroleh selama ini kata murid SD yang penyuka nasi goreng
apalagi yang menggorengnya Mamanya. “Mendengar kisah-kisah dan dongeng-dongeng
baik dari Mama demikian juga dari Nenek. Itu juga pelajaran yang Khaira jadi
pegangan nantinya.”
“Sekali lagi yang selama ini semakin percaya diri dan yakin
mendongeng itu sesuatu yang baik untuk Saya. Semuanya didapat dari Bunda Hj.
Arbiatun juga saran dan nasihat Mama serta Nenek yang selalu mendongeng yang
seru-seru,” ungkap Khaira yang germar bubur ayam itu.
Khaira menyadari benar siapa saja orang-orang yang menaruh harapan
padanya untuk selalu tampil percaya diri. “Bunda Hj. Arbiatun dan semuanya tak
pernah bosan mengajak dan mengingatkan Khaira selalu menatap kedepan. Belajar
dan belajar serta membaca.”
Murid Kelas IV yang belum lama dinobatkan sebagai Juara II
Bercerita. Berketetapan hati juara itu bukan tujuan akhir. “Saya faham
maksudnya, tapi mengisahkan kembali tentang Batu Kinyang didepan para juri dan
anak-anak pilihan di Jawa Barat. Itu yang Khaira sangat bangga.” Setelah
memperbaiki posisi hijabnya Khaira pamitan. Mentari siang itu terasa ramah di ubun-ubun. Halaman SDN. Dewi Sartika CBM
riuh dengan suara anak laki-laki bermain bola. [HS2SMI].-
Pemda Kodya Sukabumi diharapkan lebih aktif melakukan pembinaan dan peningkatan prestasi di dunia pendidikan Sekolah Dasar, sesuai dengan tugas dan fungsinya. Agar lahir tunas bangsa yang berprestasi Nasional atau Internasional.
BalasHapus