Sukabumi - Bogor
Walikota Sukabumi, HM Muslikh Abdussyukur meminta pihak perbankan agar memberikan kemudahan kredit bagi usaha kecil menengah (UKM). Pasalnya, kehadiran UKM sudah terbukti mampu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Bahkan sektor usaha kecil selama ini telah membantu pemerintah daerah dalam penyerapan tenaga kerja.
Penegasan itu disampaikan Walikota saat dalam sambutanya di acara Pelatihan Indigopreneur UKM yang berlangsung di Hotel Taman Sari Kota Sukabumi, Selasa (26/4) kemarin. Kegiatan ini digelar atas kerjasama PT Telkom Indonesia, Jurnal Nasional, dan Kadin Kota Sukabumi.
”Hanya dengan modal Rp 5 juta saja, sektor UKM sudag bisa mempekerjakan minimal tiga orang. Apabila modalnya lebih besar, kemungkinan tenaga kerja yang bisa terserap akan lebih banyak lagi,” kata Muslikh.
Menurut Muslikh, pemberian modal UKM sebenarnya sudah disediakan pemerintah melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Fakta di lapangan masih banyak ditemukan UKM yang mengeluh saat mengajukan kredit melalui perbankan. Salah satu alasannya karena terbentur persyaratan administrasi yang kurang lengkap.
”Kelengkapan administrasi memang penting. Namun jangan sampai persoalan ini menjadi hambatan bagi UKM yang punya itikad baik untuk mengembangkan usahanya. Sebab modal usaha UKM ini tidak terlalu besar,” tandas Muslikh.
Pendapat yang sama disampaikan Ketua Kadin Kota Sukabumi, Andri L. Kusuma. Menurutnya, masih banyak UKM yang kinerjanya bagus sehingga layak mendapatkan batuan modal usaha. Namun pihak perbankan terkadang ketakutan modal yang diberikan kepada UKM akan menimbulkan kredit macet.
Direktur Utama PT Media Nusa Pradana yang juga Pemimpin Umum Jurnal Nasional, N. Syamsuddin Ch Haesy mengakui banyak UKM yang antri untuk mendapat kredit perbankan. Tetapi keinginan sektor UKM untuk memperkuat modal usahanya ini selelu terbentur sikap perbankan. Justru perbankan lebih condong memberikan pinjaman bagi usaha berskala besar.
”Orang kecil itu biasanya mengajukan pinjaman modal untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder. Beda dengan kalangan pengusaha besar. Mereka mengajukan pinjaman justru untuk memperkaya diri sendiri,” kata Haesy yang langsung mendapat aplous dari sekitar 100 lebih peserta Pelatihan Indigopreneur.
Walikota Sukabumi, HM Muslikh Abdussyukur meminta pihak perbankan agar memberikan kemudahan kredit bagi usaha kecil menengah (UKM). Pasalnya, kehadiran UKM sudah terbukti mampu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Bahkan sektor usaha kecil selama ini telah membantu pemerintah daerah dalam penyerapan tenaga kerja.
Penegasan itu disampaikan Walikota saat dalam sambutanya di acara Pelatihan Indigopreneur UKM yang berlangsung di Hotel Taman Sari Kota Sukabumi, Selasa (26/4) kemarin. Kegiatan ini digelar atas kerjasama PT Telkom Indonesia, Jurnal Nasional, dan Kadin Kota Sukabumi.
”Hanya dengan modal Rp 5 juta saja, sektor UKM sudag bisa mempekerjakan minimal tiga orang. Apabila modalnya lebih besar, kemungkinan tenaga kerja yang bisa terserap akan lebih banyak lagi,” kata Muslikh.
Menurut Muslikh, pemberian modal UKM sebenarnya sudah disediakan pemerintah melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Fakta di lapangan masih banyak ditemukan UKM yang mengeluh saat mengajukan kredit melalui perbankan. Salah satu alasannya karena terbentur persyaratan administrasi yang kurang lengkap.
”Kelengkapan administrasi memang penting. Namun jangan sampai persoalan ini menjadi hambatan bagi UKM yang punya itikad baik untuk mengembangkan usahanya. Sebab modal usaha UKM ini tidak terlalu besar,” tandas Muslikh.
Pendapat yang sama disampaikan Ketua Kadin Kota Sukabumi, Andri L. Kusuma. Menurutnya, masih banyak UKM yang kinerjanya bagus sehingga layak mendapatkan batuan modal usaha. Namun pihak perbankan terkadang ketakutan modal yang diberikan kepada UKM akan menimbulkan kredit macet.
Direktur Utama PT Media Nusa Pradana yang juga Pemimpin Umum Jurnal Nasional, N. Syamsuddin Ch Haesy mengakui banyak UKM yang antri untuk mendapat kredit perbankan. Tetapi keinginan sektor UKM untuk memperkuat modal usahanya ini selelu terbentur sikap perbankan. Justru perbankan lebih condong memberikan pinjaman bagi usaha berskala besar.
”Orang kecil itu biasanya mengajukan pinjaman modal untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder. Beda dengan kalangan pengusaha besar. Mereka mengajukan pinjaman justru untuk memperkaya diri sendiri,” kata Haesy yang langsung mendapat aplous dari sekitar 100 lebih peserta Pelatihan Indigopreneur.
= Rojab ASy’ari
rojaba@jurnas.com
rojaba@jurnas.com
0 komentar :
Posting Komentar