Sukabumi,
Setiap tanggal 17,
bangsa Indonesia melaksanakan Upacara Pengibaran Bendera Hari Kesadaran
Nasional dan tentunya upacara tersebut bukan hanya sekedar kegiatan seremonial tanpa makna, akan tetapi
merupakan salah satu kegiatan penting, dalam upaya menyadarkan seluruh bangsa Indonesia,
untuk mengingat terhadap landasan penting empat pilar
kebangsaan, yang harus dipedomani dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). | | | | | | | | | | | | | | | | | |
Walikota Sukabumi, H.
Mohamad Muraz, SH, MM pada Upacara Pengibaran Bendera Hari Kesadaran
Nasional,yang dirangkai dengan Hari Satuan Polisi Pamong Praja Ke-63, Hari Lingkungan Hidup Se Dunia serta
Pelepasan Kontingen Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi dalam
mengikuti Temu Karya Relawan PMI Ke-5 Tingkat Nasional Tahun 2013, di
Bendungan Selorejo, Ngantang, Malang, Jawa Timur..
Upacara tersebut
ditandai dengan penandatangan MoU
Tentang Pelaksanaan Program Perumusan dan Pengintegrasian Strategi Ketahanan
Kota Terhadap Dampak Perubahan Iklim. Antara |
|
|
|
Pemerintah Kota Sukabumi dengan Direktur Eksekutif APEKSI, Dr. Sarimun
Hadisaputra, M.Si. Pada kesempatan itu Walikota menyerahkan Piagam
Penghargaan, Tropy, Tabungan dan Uang Kadeudeuh, kepada juara 1, 2 dan 3
Dokter Kecil (Dokcil) Putera dan Puteri, juara 1, 2 dan 3 Kader Kesehatan
Remaja (KKR) Tingkat SMP dan SMA, serta juara umum Jambore Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) Tingkat Kota Sukabumi Tahun 2013, Kecamatan Citamiang.
Ditegaskan H. Mohamd Muraz,, SH MM , Semua
bangsa Indonesia harus mengakui, bahwa pasca gelombang reformasi yang
berlangsung lebih dari satu dasa warsa ke belakang, semua bangsa Indonesia
disibukan dengan euforia demokrasi, kendati secara substantif cenderung belum
mampu dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip dasarnya. Bahkan sebagian
bangsa Indonesia, mulai amnesia terhadap pilar-pilar penting kebangsaan, yang
menjadi dasar dan pilihan awal bangsa Indonesia, yang senantiasa dipedomani
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Akibatnya, sebagian bangsa Indonesia
dalam melakukan dan berbicara demokrasi, terkadang berperilaku tanpa makna
dan etika, serta tanpa disadari telah menjadi tirani memaksakan kehendak,
dengan mengabaikan hak-hak minoritas yang dianggap tidak berdaya”.
Walikota mengajak kepada segenap
elemen bangsa , agar lebih dewasa dalam berdemokrasi, serta lebih memahami
substansi dan prinsip-prinsip dasarnya, termasuk dalam menegakan kembali
landasan penting 4 pilar kebangsaan. , sikap primordial yang lebih
menonjolkan kepentingan-kepentingan sesaat harus dihindari, apalagi mengekspresikan pendapat
dengan cara-cara yang tidak beradab. segenap elemen bangsa Indonesia, sudah
saatnya berjuang dengan visi yang sama, dalam bingkai nasionalisme
kebangsaan.
|
|
0 komentar :
Posting Komentar