Sukabumi,
Iwan Mulyana adalah Putra
kedua dari lima bersaudara, pasangan antara
Dana Setiawan dan Anis Suryani, Warga
Rt. 3 RW 2 Kelurahan gedong panjang
kecamatan Citamiang Kota sukabumi.
Menurut pengakuan ketua RW setempat dan rekan sebayanya , bahwa Iwan Mulyana(IM) tergolong seorang pemuda
terapil, pandai bergaul dan secara kooperatif mampu membangun nuansa
kebersamaan, semua kalangan muda diajak bicara upaya menata hari esok yang
lebih elok.ujarnya
Memang ungkap kedua orang
tuanya “IM” sejak duduk dibangku sekolah menengah atas , telah mampu
menjadi seorang motivator, dinamisator dan sebagai insiator dalam segala bentuk
kegiatan , sehingga tidak heran apabila
ia mendapat kepercayaan untuk memangku jabatan sebagai ketua Karang taruna “Putra Bangsa” dan Ketua Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa
Sukabumi (HIMASI) masa bhakti 2014-2016, disamping sebagai anggota Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM)”.
“ Kehadiran IM ditengah-tengah keluarganya terbilang ECCES
(Energik, Cerdas, Ceria, Empaty dan Santun) serta benar-benar memiliki jiwa Entrepreneur , sejak duduk dibangku Sekolah
Tinggi Hukum (STH) Pasundan Sukabumi dari mulai smester 1 hingga saat ini smester
9) telah mampu melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua (Kuliah dengan biaya sendiri), yakni kuliah
sambil berniaga aneka buah-buahan,” ujarnya.
Dikukuhkannya
Iwan Mulyana sebagai Ketua Himasi diharapkan akan membawa angin segar dalam
menghantarkan organisasi tersebut kearah
yang lebih eksis dan ketika dimintai keterangannya oleh SKU. Aspirasi Rakyat “
ditengah-tengah kesibukannya seusai
upacara pelantikan jumat yang baru lalu (21/2 )di ruang pertemuan Setda, Ia mengemukakan bahwa “ Program Kami yang pertama, sebagai
konsolidasi organisasi adalah merubah Mindset seluruh anggota organisasi, untuk memiliki jiwa Entrepreneur .
Program yang kedua ” ungkap” Iwan Mulyana (IM)
adalah mencoba membangun tingkat
kesadaran siswa-siswi untuk Cinta Tanah air, karena dari hasil pantauan
dilapangan sangat cukup memprihatinkan, kalangan muda saat ini termasuk para
peserta didik hampir disemua jenjang pendidikan sampai tidak mengenal 4 pilar Kebangsaan yang terdiri, Pancasila, Undang-undang dasar ’45, NKRI dan
Bhineka Tunggal Ika. “ujarnya
Keempat pendekatan tersebut merupakan
pendekatan kultural, edukatif, hukum, dan struktural, dibutuhkan karena saat
ini pemahaman generasi muda terhadap 4 pilar
kebangsaan menipis. Pendekatan kultural adalah dengan memperkenalkan lebih
mendalam tentang budaya dan kearifan lokal kepada generasi muda. Hal ini
dibutuhkan agar pembangunan oleh generasi muda di masa depan tetap
mengedepankan norma dan budaya bangsa.Pembangunan yang tepat harus
memperhatikan potensi dan kekayaan budaya suatu daerah tanpa menghilangkan adat
istiadat yang berlaku.
“Program yang ketiga berupaya mencoba untuk melakukan kerjasama dengan pihak KPU, berkenaan dengan pemilih pemula ( siswa/siswi
), termasuk dengan pihak Kecamatan dan Kelurahan , baik dari segi aspek hukum,
ekonomi dan hal-hal lain, upaya membangun kreativitas kalangan muda kearah yang lebih partisipatif maju dan professional.”ujarnya/Dendayasa,SIp
0 komentar :
Posting Komentar