Sukabumi, SENTANAonline.com
PERUSAHAAN Daerah Air Minum Tirta Bumi Wibawa (PDAM TBW) Kota Sukabumi mendistribusikan air bersih kepada warga RT 03 RW 10 Kampung Cijangkar, Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi. Penyaluran tersebut untuk memenuhi kebutuhan air akibat dampak kemarau. Puluhan warga mengantri untuk mendapatkan air dari armada tanki yang disiapkan perusahaan milik Pemkot Sukabumi tersebut.Pendistribusian dengan cara itu merupakan yang pertama dilakukan selama musim kemarau tahun ini. Kegiatan itu dipimpin langsung Direktur PDAM TBW Kota Sukabumi, H.Helmi Soetikno.
Helmi mengatakan, program tersebut sebagai bentuk kepedulian perusahaan yang dipimpinnya terhadap masyarakat yang tengah membutuhkan air. Dengan persetujuan walikota, penyaluran air bersih dilakukan secara langsung kepada warga. “Kami merasakan bagaimana sulitnya warga untuk mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Saya yakin walikota tidak akan marah,” ujarnya.
Dijelaskan, pendistribusian air bersih bukan terbatas pada pelanggan PDAM saja. Tapi, seluruh masyarakat yang membutuhkan air. Untuk itu, perusahaan yang dipimpinnya telah berkordinasi dengan tujuh kecamatan se Kota Sukabumi. “Program ini berlanjut hingga 1 Oktober mendatang. Bukan hanya warga yang menjadi pelanggan, tapi siapapun yang kekurangan air akan dilayani. Dengan syarat mengajukan permintaan air bersih,” jelasnya.
Dirut mengungkapkan, musim kemarau yang memasuki bulan kedua, berdampak pada debit air. Dari tiga sumber air untuk menyuplay pelanggan, semuanya mengalami penurunan debit air. Tiga sumber air itu yakni, Batu Karut menjadi 62 meter kubik perdetik dari 150 meter kubik perdetik dalam kedaan musim hujan.
Sumber air Cigadog, dari 50 menjadi 37 meter kubik perdetik. Sedangkan sumber air Cinumpang dari 225 meter kubik perdetik turun menjadi 150 meter kubik perdetik. “Meski penurunan cukup drastic, kami berusahan pelayanan air bersih kepada pelanggan tetap berlangsung, walau harus digilir,” ujarnya.
Sementara salah seorang warga penerima air bersih, Yanti mengungkapkan, sejak dua pecan lalu sudah kesulitan mendapatkan air bersih. Dia terpaksa menempuh jarak sekitar 2 kilometer untuk mendapatkan air. “Dirumah ada sumur pompa, tapi airnya tinggal sedikit jadi hanya cukup untuk menum saja. Kalau untuk mandi dan mencuci pakaian, saya ke kali,” pungkasnya. (NIF)
0 komentar :
Posting Komentar