NERACA
Sukabumi-Seluas 287 hektar tanaman padi di wilayah Kab. Sukabumi, terancam kekeringan dan puso. Padahal sebelumnya banyak petani menanam padi. Kerugian ditaksir mencapai Rp 1 miliar. Kini pemerintah sedang mengupayakan lahan yang masih bisa diari dengan pompa selalu teraliri air agar kerugian tidak membengkak.
Data yang diperoleh Neraca dari Dinas Pertanian setempat menyebtukan, lahan yang terancam kekeringan itu terbagi tiga kategori, yakni kekeringan ringan seluas 242 ha, yang tersebar di Kecamatan Cieman, Waluran, Kalibunder, Jampang Kulon, Cimanggu, Lengkong, Cikembar, Cicantayan, ParungkudaCisaat, Cicurug dan Cidaun.
Sedangkan kekeringan kategori sedang seluas 46 ha, yang terletak di Ciemas, Waluran Kalibunder, Jampang Kulon, Cimanggu. Dan kekeringan termasuk parah mencapai 10 ha di Kec. Waluran. Kering ringan ini menurut Kadis Pertanian Ajat Sudrajat, Rabu (7/9), memiliki ciri-ciri pada batang padi seperti ujung daun tanaman kering. Adapun kering sedang, ciri-cirinya bagian yang mengering berkembang mencapai 1/4 panjang daun, beratlebih dari 1/4 sampai 2/3 daun kering.
” Khusus di Kecamatan Waluran, terdeteksi tiga ketagori kekeringan yakni ringan, sedang dan berat. Kini kami sedang mengupayakan agar sawah ini terus bisa dialiri dengan cara menggunakan pompa dari aliran sungai yang maih mengalir. Pompa ini disediakan oleh pemerintah dibantu pompa milik masyarakat atau petani” terang dia.
Dikatakan Ajat, pihaknya terus melakukan pemantau di lapangan. Apabila hingga September ini hujan belum turun, maka dapat dipastikan petani mengalami gagal panen alias puso dan luas sawah terancam kekeringan bisa mencapai 636 ha.
” Kami masih terus memantau di lapangan. Kalau September belum hujan maka tanaman yang berstatus kekeringan berat akan menjadi puso. umur tanaman saat ini tercatat 10-90 HST,” ungkap dia.
Masih keterangan Ajat, pihaknya telah menyalurkan sejumlah pompa air di beberapa titik kekeringan. Hal ini dilakukan guna membantu petani agar sawah terus teraliri, guna menekan angka kerugian petani. ” Kita tidak ingin petani mengalami kerugian. Sehingga kita dengan tanggap telah mengirimkan bantuan pompa di beberapa titik kekeringan, khusunya yang berdekatan dengan aliran sungai” pungkas dia.
Di tempat terpisah, Assda II Bidang Ekonomi, Dadang Budiman, ketika dimintai komentarnya menyebutkan, kendati terjadi kekeringan di sejumlah persawahan milik petani, namun tidak akan menggangu akan kebutuhan beras di wilayah Kab. Sukabumi. Sebab selama ini Kabupaten Sukabumi masih surplus beras sekisar 111 ton dnegan asumsi beras tersebut mampu menutupi kebututhan hingga bulan Februari 2012 mendatang.
” Kalau terjadi hingga bulan september ini hujan belum turun, maka dapat dipastikan akan terjadi kekeringan di berbabai daerah. Tetapi kendati terjadi kekeringan dan mengakibatkan turunnya hasil panen padi, tidak akan menggangu stok beras di wilayah Kab. Sukabumi,”papar Dadang.
(ron)
0 komentar :
Posting Komentar