Dalam rangka memperingati Hari Penyandang Disabilitas Internasional 3 Desember 2011,www.kartunet.com menyelenggarakan kontes blogging yang bertujuan untuk mengenalkan masyarakat pada dunia disabilitas serta membentuk masyarakat tanpa diskriminasi dan punya kepedulian sosial. Ajang ini dinilai sangat positif dan terpuji, karena dengan ajang seperti ini www.kartunet.com secara tidak langsung telah mensosialisasikan isu-isu disabilitas untuk membentuk masyarakat peduli dan memiliki kepekaan sosial tinggi terhadap lingkungan disektiarnya.
Sebelum membahas pandangan masyarakat terhadap penyandang disabilitas, terlebih dulu saya ingin sedikit mengulas tentang apa itu Disabilitas. Disabilitas adalah mereka yang mengalami keterbelakangan baik mental maupun fisik, baik semenjak lahir maupun terjadi akibat suatu peristiwa. Penyandang disabilitas sering dianggap sebagai warga masyarakat yang tidak produktif, tidak mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehingga hak-haknya pun diabaikan, padahal tidak demikian. Maka dari itu jika dikategorikan berdasarkan kreatifitas dan intelektual, peyandang disabilitas terbagi menjadi tiga kategori. Kategori pertama adalah penyandang disabilitas berprestasi, kedua penyandang disabilitas biasa dan ketiga penyandang disabilitas tunawisma.
Pertama, penyandang disabilitas berprestasi adalah mereka yang mau menggali dan mengolah kelebihan yang dianugerahi Tuhan kepadanya. Ia menggunakan kelebihannya itu untuk memacu semangat hidupnya dan secara tidak langsung dia memberikan motivasi kepada orang lain. Tidak sedikit para penyandang disabilitas yang mengukir prestasi baik dari suatu ajang kompetisi maupun dari hal lain yang membuat masyarakat disekitarnya termotivasi oleh perbuatannya.
Kedua, penyandang disabilitas biasa adalah mereka yang enggan menggali potensi hidup pada dirinya. Setiap orang pasti dianugerahi kekurangan dan kelebihan, namun kekurangan tersebut janganlah dijadikan sebagai sesuatu hal yang menghalanginya untuk hidup layak dan bergaul seperti manusia pada umumnya. Dan hendaknya ia mencari dan menggali kelebihan yang ia miliki, serta ia jadikan sebagai suatu yang patut ia banggakan dan syukuri.
Ketiga, penyandang disabilitas tunawisma adalah mereka yang menjadi korban ketidakpedulian masyarakat terhadapnya. Sehingga mereka menjadikan kekurangannya itu sebagai objek usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya. Bahkan terkadang ada juga penyandang disabilitas seperti ini yang menjadi sampah masyarakat, akibat kepekaan sosial yang kurang dari masyarakat disekitarnya.
Itulah sedikit uraian tentang para penyandang disabilitas. Dari situ dapat kita simpulkan bahwa ternyata penyandang disabilitas tidak terlepas dari kehidupan bermasyarakat. Ada keterkaitan khusus antara para penyandang disabilitas dengan kepedulian yang harus ditunjukkan oleh masyarakat umum terhadapnya. Namun tidak sedikit juga masyarakat yang menggapnya sebagai suatu hal yang lumrah yang tidak perlu dibesar-besarkan. Maka saya akan sedikit membahas tentang pandangan masyarakat terhadap para penyandang disabilitas.
Secara umum pandangan masyarakat terhadap kehadiran penyandang disabilitas terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama masyarakat yang peduli terhadap penyandangan disabilitas, kelompok kedua masyarakat yang acuh tak acuh terhadap penyandang disabilitas dan kelompok ketiga masyarakat yang tidak peduli sama sekali bahkan terkesan merendahkan terhadap penyandang disabilitas.
Masyarakat yang peduli terhadap penyandang disabilitas adalah mereka yang memiliki hati sanubari dan kepekaan sosial yang tinggi terhadap sesama. Mereka akan merasa bahwa dirinya adalah bagian dari orang lain dan orang lain adalah bagian dari dirinya. Ketika melihat orang lain bahagia dan berduka mereka akan ikut mengalaminya, ketika melihat orang lain sengsara mereka pun akan turut merasakannya dan siap meluangkan waktu dan hartanya untuk berbagi dengan sesama. Sedikit sekali masyarakat yang punya kepedulian seperti ini ditengah-tengah kehidupan kita.
Masyarakat kedua adalah masyarakat yang acuh tak acuh kepada para penyaandang disabilitas. Mereka cenderung hidup menyendiri seolah sibuk dengan kebiasaan dan pekerjaannya, tanpa mau meluangkan waktunya untuk sejenak melirik ke kiri dan kanan terhadap lingkungan sekitarnya. Namun orang seperti ini tidak selamanya bersikap acuh, terkadang dia akan memiliki sifat peduli terhadap sesama manakala ia dihadapkan dengan kondisi yang membuat hatinya tersentuh dan mau membantu sesama. Misal manakala ketika ia melihat penyandang tunanetra hendak menyebrang jalan, dia akan sedikit meluangkan waktunya untuk membantunya, dan lain sebagainya.
Masyarakat ketiga adalah masyarakat yang tidak peduli bahkan terkesan merendahkan terhadap penyandang disabilitas. Kelompok masyarakat seperti ini menimpa kebanyakan masyarakat kita akibat beberapa hal yang harus dicarikan solusinya. Peristiwa ini dialamatkan kepada para penyandang disabilitas tunawisma seperti gelandangan dan pengemis (gepeng) dan bisa disebabkan karena dua faktor, bisa terjadi akibat kepekaan sosial masyarakat yang kurang atau penyandang disabilitas itu sendiri yang enggan menggali potensi lain pada dirinya.
Bagaimana menurut pandangan anda tentang keberadaan penyandang disabilitas dilingkungan bahkan di keluarga anda dan bagaimana pandangan anda tentang adanya ajang kompetisi seperti ini ?
0 komentar :
Posting Komentar