Sukabumi, SENTANAonline.com
TINGKAT kebocoran air Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bumi
Wibawa (PDAM-TBW) Kota Sukabumi,Jabar masih tinggi. Tingginya kebocoan
membuat banyak air yang terbuang dan tidak menghasilkan profit bagi
perusahaan daerah tersebut.Untuk itu, langkah penanggulan tengah dilakukan.
Direktur
PDAM TBW Kota Sukabumi, H.M Helmi Soetikno mengatakan, tingkat kebocoran
mencapai 44 persen.Saat ini pihaknya tengah berupaya untuk mengatasinya.
“Selama dua bulan terakhir, kami telah melakukan upaya mencari pipa yang bocor,”ujarnya
diruang kerjanya, Selasa (01/11) kemarin.
Upaya
mengatasi kebocoran, kata direktur, pihaknya mendatangkan tenaga ahli. Dengan
kehadiran tenaga ahli tersebut, direktur yang kerap disapa Apih tersebut
berharap bias menekan tingkat kebocoran pipa.
Dijelaskan,
tingginya kebocoran disebabkan usia pipa yang telah termakan usia bahkan telah
mencapai ratusan tahun. Faktor lain adanya warga yang menggunakan air tidak
resmi alias tanpa sepengatahuan PDAM. “Sebagian besar memang karena pipa yang
bocor, sebagian lagi adanya sambungan tidak resmi,”ujarnya.
Diungkapkan,
untuk mengganti seluruh pipa, dibutuhkan dana sekitar Rp 20 miliar. Karena
keterbatasan dana, maka upaya yang dilakukan hanya dengan pelacakan (steep
test).
Sementara
Konsultan dan Tenaga Ahli, PDAM TBW Kota Sukabumi,Ade Sa’ban Maulana
mengatakan, sejak dua bulan lalu, dia telah menemukan sebanyak 12 titik
kebocoran. Seluruhnya diwilayah Kecamatan Cisaat,Kabupaten Sukabumi. Dari
sebanyak itu, sedikitnya 25 liter per detik air telah teratasi. “Jika air
itu dihitung dengan tariff Rp 1.700, maka setara dengan Rp 100 juta,”ujarnya.
Karena
pendeteksian dengan cara konvensional, Ade mengatakan, upaya mengatasinya lebih
lambat. Dia menargetkan, dua tahun mendatang, sekitar 14 persen tingkat
kebocoran bias dikurangi.
Diungkapkan,
sebenarnya ada alat cangggih untuk mendeteksi pipa yang bocor. Namun
karena harganya cukup mahal, alat itu belum bias dimiliki perusahaan milik
Pemkot Sukabumi. “Alatnya Radio korelator, harganya mencapai Rp 500 juta,”
ujarnya.(NIF)
0 komentar :
Posting Komentar