Sukabumi,
Rebut tawar menawar merupakan ciri khas pada
sebuah pasar tradisional yang melakukan transaksi langsung setelah terjadi kesepakatan harga dari kedua belah pihak antara penjual dan pembeli
dan sebenarnya hidup kita dikelilingi oleh pasar, dari
pengertian pasar tradisional, modern
hingga virtual, bahkan mungkin ada klasifikasi lain seperi pasar semi modern,
pasar yang serba ada (supermarket) hingga pasar yang memperjualbelikan saham.
Pada umumnya pelaku usaha dalam ruang lingkup pasar tradisional masih dihadapkan kepada sulitnya untuk memperoleh lungsum
dari sisi permodalan, sehingga diperlukan adanya suatu langkah strategis atau
sebuah mediasi upaya menterjemahkan kepentingan hal dimaksud.
Menyikapi kondisi demikian Pemerintah provinsi
jawa barat bekerjasama dengan Koperasi PWI Jawa barat membuat sebuah program yang dikenal dengan Gerakan
Masyarakat Pasar Tradisional ( Gempita).
Melalui program tersebut Gubernur Jawa Barat ,
H. Achmad Heryawan bersama PWI Jawa barat melakukan Gerebek Pasar , tatap muka
langsung dengan para pedagang dan pelaku usaha lainnya, tentang informasi untuk
memperoleh permodalan sebagaimana yang dilaksanakan di Pasar Gudang dan
Pasar Pelita Kota Sukabumi sabtu yang baru lalu (9/11) 2013, dengan dihadiri Walikota
, Wakil Walikota Sukabumi, Pimpinan dan Anggota DPRD, unsur Muspida, para
pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Sekretaris Daerah, para
Asisten dan Staf Ahli, para Kepala OPD dan Instansi Vertikal, Direktur Utama Bank
Jabar-Banten, Manajer Sentral Bank Jabar-Banten Wilayah Pakuan, Kepala Bank
Jabar-Banten Cabang Sukabumi, Ketua
Koperasi PWI Jawa barat dan Ketua PWI
Perwakilan Kota Sukabumi.
Gubernur Jawa Barat, H. Ahmad Heryawan, Lc. menegaskan,
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tengah berupaya optimal dan secara gencar
melakukan penguatan, sekaligus mempertahankan dan mengembangkan pasar
tradisional di Jawa Barat, diantaranya melalui program Gerakan Masyarakat Pasar
Tradisional (Gempita).
“Penguatan terhadap pasar tradisional ini,
perlu ditopang oleh berbagai pihak, karena membutuhkan dan memerlukan energy
bersama. Selain itu, sifat pasar
tradisional yang terbuka, diperlukan keterlibatan dari berbagai stake holders,
terutama dalam memperkuatnya”.
Ketua Koperasi PWI Jawa Barat, Dadang Hermawan didampingi Sekretaris Koperasi PWI Jawa Barat, Irwan Natsir menjelaskan, dalam kegiatan gerebek pasar tersebut, pihaknya melakukan kerja sama dengan Bank Jabar-Banten. dengan latar belakang , karena hingga saat ini, masih banyak pedagang dan pelaku usaha lainnya, yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan akses untuk permodalan, atau melakukan kemitraan dengan pihak perbankan.
Ketua Koperasi PWI Jawa Barat, Dadang Hermawan didampingi Sekretaris Koperasi PWI Jawa Barat, Irwan Natsir menjelaskan, dalam kegiatan gerebek pasar tersebut, pihaknya melakukan kerja sama dengan Bank Jabar-Banten. dengan latar belakang , karena hingga saat ini, masih banyak pedagang dan pelaku usaha lainnya, yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan akses untuk permodalan, atau melakukan kemitraan dengan pihak perbankan.
Pada
hari yang sama , Gubernur Jawa Barat beserta rombongan, melakukan peninjauan ke
Stasiun Kereta Api Kota Sukabumi, termasuk sarana dan prasarana lainnya yang ada,
berkaitan dengan telah dioperasikannya kembali Kereta Rel Diesel (KRD) jurusan
Sukabumi-Bogor.
Disamping itu pula Gubernur Jawa Barat,, didampingi Walikota
Sukabumi, H. Mohamad Muraz, S.H., M.M. melakukan dialog interaktif aktif secara
on air di RSPD FM Kota Sukabumi dengan dipandu oleh salah seorang penyiar
kondang Sri Siswanti yang lebih dikenal di udara Tyas dan Kepala Kantor Kominfo
Ir H. Cecep Mansur, M.M., setelah mengunjungi Kantor PWI Perwakilan Kota
Sukabumi.
0 komentar :
Posting Komentar