Dudung Koswara, M.Pd
( |
Oleh :
Dudung Koswara, M.Pd
Mengkritisi dan melihat kekurangan sebuah organisasi
adalah hal termudah yang bisa dilakukan semua orang bahkan anak kecil
sekalipun. Memberi solusi dan ikut terlibat serta berani berkorban demi
kemajuan sebuah organisasi sangatlah sulit. Ibarat ungkapan “Terima
bongkar mesin” lebih mudah dibanding terima pasang mesin secara
profesional.
Mengapa melihat kekurangan begitu mudah? Karena melihat
kekurangan tidak membutuhkan banyak variable bahkan dengan suuzdhon saja
cukup. Berbeda dengan menata dan membangun sebuah organisasi karena
membutuhkan “jam terbang”, motivasi, keahlian, kecintaan, keikhlasan dan
kesetiaan. Begitupun organisasi PGRI Kota Sukabumi dengan segala kekurangannya
“seksi” untuk dikritisi.
Anggota organisasi PGRI yang kritis itu positif dan
baik untuk memberikan sentuhan pada organisasi. Namun, alangkah lebih baik bila
terlibat langsung didalamnya dan memberikan alternatif praktis strategis
yang dapat bermanfaat pada kepentingan organisasi. Jangan menjadi burung yang
pandai berkicau tapi tidak mampu membuat sarang. Para guru yang begitu
mudah memvonis kelemahan organisasi PGRI sebaiknya masuk ke dalam dan buktikan
bawa anda mampu ikut berperan.
Sungguh beruntung bila para anggota organisasi berkembang
secara kritis dan peduli pada organisasinya. Namun sungguh berbahaya
sebuah organisasi bila anggotanya hanya pandai beteriak dan “kikir”
sumbangsih. Bukankah kemuliaan itu diantaranya adalah mampu menyumbangkan
tenaga/pikiran? Kritik kurang membangun, suudzhon, reaktif terhadap
keperluang anggaran organisasi adalah hal negartif yang tidak perlu
dikembangkan.
Kepedulian anggota organisasi dalam bentuk “suplai”
kritik, iuran anggota dan dana untuk kepentingan bersama membangun organisasi
sangatlah penting. Anggota organisasi PGRI __ apalagi yang sudah
tersertifikasi__ jangan kikir dalam memberikan dukungan. Bukankah
perbaikan kesejahteraan guru seluruh Indonesia identik dengan perjuangan
PGRI? Adakah guru yang mampu sendirian secara politik menekan
pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan guru?
Organisasi PGRI adalah rumah dan kendaraan bersama yang
menentukan apakah kita ini mau menjadi komunitas terhormat bermartabat atau mau
menjadi “gerombolan” guru yang tidak dihargai? Berjuang sendiri di
zaman manajemen strategis berorganisasi adalah mustahil. Berjuang melalui
organisasi itu jauh lebih baik. Bukankah anggaran pendidikan minimal 20%
dari APBN dan APBD adalah perjuangan PGRI? Bukankah Peningkatan Tunjangan
Fungsional Guru adalah buah dari perjuangan PGRI? Pembayaran Tunjangan
Khusus. Bahkan, dalam kongres nasional ke XXI dihadapan
presiden dan para menteri, PGRI meminta pemerintah untuk menyatukan
tunjangan pungsional guru dengan gaji bulanan dengan tepat waktu dan
tepat jumlah.
Tulisan ini dibuat hanyalah sebuah harapan pada seluruh guru
di Kota Sukabumi untuk melihat rumah bersama organisasi PGRI dengan penuh
bijak. Mari para anggota PGRI yang belum puas dengan program organisasi untuk
masuk kedalam dan berbuat didalam. Apa yang “diteriakan” semoga dapat
diselesaikan langsung bila yang berteriak menjadi pengurus PGRI. Rasakan
dulu beratnya jadi pengurus, barulah berteriak mungkin lebih bijak.
Menjadi pengurus PGRI realitasnya tidak ada yang kaya bahkan
banyak ruginya (berkorban). Kasihan organisasi PGRI ini, perlu dukungan
maksimal semua anggotanya. Andaikan masih banyak guru apatis
terhadap organisasi PGRI plus para pejabat terkait di Kota Sukabumi maka
ini sama dengan menelantarkan rumah kolektif guru. Rumah yang
ditelantarkan akan penuh debu dan tak bermanfaat banyak bagi pemiliknya.
PGRI adalah rumah bersama guru yang harus dibangun
bersama. Wajah kolektif guru Kota Sukabumi dapat dilihat secara mudah
dari “Rumah PGRI”nya. Tenaga, pikiran, dana dan semangat kebersamaan
harus ektra. Bila organisasi PGRI-nya berkibar dengan baik maka akan
sangat positif terhadap pembangunan pendidikan Kota Sukabumi. Dulu
orangtua penulis adalah guru SD yang mengabdi 40 tahun dan tidak sempat
mengenyam sertifikasi dari perjuangan PGRI sampai hari ini masih
tetap berharap organisasi PGRI mampu menjadi rumah yang baik bagi
para guru.
Mari para guru anggota PGRI untuk “mengawal” organisasi PGRI
dari luar dan dalam untuk menuju lebih baik. Setidaknya agar organisasi PGRI
lebih baik ada lima hal. Pertama, memiliki rumah (gedung dan fasilitas
yang istimewa) sebagai pusat kegiatan dan kehormatan. Kedua, memiliki
pemerintahan (pengurus dari guru) yang transparan, solid, kompeten, independen
dan memiliki visi yang baik. Ketiga, memiliki rakyat (anggota para guru) yang
merasa memiliki dan mencintai sepenuh hati, terhindar dari suudzhon dan ikhlas
berkontribusi. Keempat, mampu bersinergi dengan semua pihak yang dapat
meningkatkan peran strategis organisasi PGRI dan Kelima, harus
memiliki pengakuan “kedaulatan” (pemerintah dan masyarakat) karena
kontribusi dan peranannya dalam dunia pendidikan.
Semoga organisasi PGRI Kota Sukabumi bertumbuh lebih baik
atas dukungan anggotanya yang semakin sejahtera dan bermartabat. PGRI Kota
Sukabumi sangat tergantung pada guru-guru Kota Sukabumi. Realitas
guru-guru Kota Sukabumi yang potensial dan mencintai PGRI adalah kunci
suksesnya. Guru-guru Kota Sukabumi sebaiknya menjadikan organisasi PGRI sebagai
rumah bersama untuk meningkatkan martabat dan perjuangan
idealitas pendidikan yang bermuara pada pelayanan pendidikan
publik.
0 komentar :
Posting Komentar