9 Februari 2010
Tulisan ini disajikan sebagai rasa syukur kepadaNYA, Rasul kekasihNYA Para Anbiya wal mursalin, Ashabi wa ahlil baiti, aulia wal ulama warosatul anbiya Khususon beliau mursyid yang senantiasa kucibtai dan kutaati serta kepada para sahabat hati tercinta yang telah dengan telaten menemani, mengingatkan dan membimbingku tanpa kenal lelah/kenal waktu dan tak lupa untuk anak anak dan isteriku tercinta=========================oOo=======================
Bismillahirrohmaanirrohiim
Sekian lama kuberjalan tertatih tatih jatuh bangun babak belur berjuang menata laku meniiti kepahaman atas diri demi ingin mengenal, menuju dan mencintaiNYA, berharap akan ridloNYA semata.
Dalam kelelahan aku bersandar pada pohon lamunan dibawah ranting ranting pemahaman menatap ranum buah kesadaran, Maka jadilah tulisan ringan tanpa bobot namun insya Allah bermanfaat bagi pejalan ruhani pemula seperti saya ini
Kesadaran RUHaNI merupakan bentuk kesadaran tertinggi dimana gerak dan diam disetiap kedipan mata, tarikan,hembusan napas dan detak jantung ntu karena RUH dari dan yg akan kembali kepadaNYA pula. Terjaganya kesadaran RUHaNI yg demikian terus menerus insya Allah secara bertahap akan melahirkan kesadaran kesadaran baru dalam bentuk ikhlas, tawaqal, sabar, syukur dll bentuk ketaatan dan sifat sifat terpuji.
Untuk menjaga kesadaran Ruhani tersebut maka selalu berzikir disetiap kedipan mata, tarikan napas, hembusan napas dan detak jantung kita ketika duduk, berdiri, berjalan dan berbaring merupakan perintah yang wajib bagi umat islam, terutama dalam menjalankan perintah SHOLAT yang menjadi induknya bagi semua ibadah sebagaimana perintah ALLAH :”….wa aqiimi sholata li dzikri”
Sekedar menyamakan persepsi bahwa zikir itu berbeda dengan wirid, wirid (mengulang ulang suatu bacaan tertentu dengan cara tertentu) merupakan salah satu jalan atau metode mencapai zikir (ingat).
Memahami zikir secara sederhana adalah
1. mengingat perintaNya untuk dijalani,
2. mengingat laranganNya untuk dihindari,
3. mengingat ujianNya untuk disabari dan
4. mengingat nikmatNya untuk disyukuri.
Lebih dalam lagi, berzikir adalah menyatukan cipta, rasa dan karsa dalam qudrat dan irodatNya.
Kesadaran ruhani itu lebih pada merasakan (menyaksikan dengan rasa – rahsa – rahasiaNYA) bahwa diri dalam segala aktifitasnya selalu sadar dalam liputan asma sifat dan af’alNya, menyandarkan sababiyyah perbuatan manusia karena perbuatan (af’al) NYA, bukanlah perbuatan manusia yang menjadi sababiyyahnya, jadi ketika manusia berzikir sesungguhnya telah didahului oleh zikirnya ALLAH kepada manusia, amal ibadah manusia didahului oleh anugerahNya kepada manusia yang menjadi sababiyyah manusia tersebut bisa beribadah.
Zikir dengan penuh kesadaran ruhani akan berbuah cahaya keyaqinan mengendap pada diri dalam ketenangan dan kestabilan jiwa, menjadikan ia tahan uji dan tahan banting tiada rasa takut baginya karena cahaya keyaqinan senantiasa menyiram akar akar jiwanya menumbuhkan kesadaran demi kesadaran baru (Mahabbatullah) yang kian kokoh dan kuat mengikat jiwanya yang hanya mau terikat kepada sang khaliq semata, jadilah ia pantulan bagi cahayaNYA lalu memancar pada jagad dirinya menembus dan menebar keluar dari dirinya menerangi alam sekitarnya, FainsyaAllah inilah yang dimaksud dalam quran “ahli zikir bagaikan cahaya berjalan diantara umat manusia”
Kesadaran yang demikian sudah barang tentu akan menghindarkan atau paling tidak akan mengikis secara bertahap manusia dari rasa peng”aku”an (ego) yang selalu jadi hijab bagi diri untuk bertemu denganNYA. Namun dengan terkikis dan hilangnya rasa memiliki, dan rasa takut kehilangan (nb : didominasi oleh) “aku” justru akan melahirkan perilaku terpuji (al : tawadlu, ikhlas, tawaqal, syukur dan sabar) serta mensifati dirinya sebagai hamba yang faqir, hina, bodoh dan lemah tiada daya dan upaya dihadapan sang Khaliq, benarlah apa yang dikatakan para sesepuh bahwa “Bisa merasa tapi tidak merasa bisa”
Dus perilaku dan sifat demikian akan menggiringnya pada maqom yang terpuji (muhammad) dan suri tauladan bagi hamba hamba lainya. Subhanallah…
Diri berharap semoga diperjalankan sebagai hamba yang dikehendaki menjadi bagian dari hamba hambaNya yang senantiasa dianugerahi kesadarah ruhani dan jalan istiqomah menuju dan mendapatkan ridloNya. Amiin
Atas koreksi dan tambahannya serta kepada banyak saudaraku seperjalanan yang telah telaten membimbingku tak terhitung diri mengucapkan terimakasih. Jazakumullah
wassalam ..
0 komentar :
Posting Komentar