Sukabumi-
Mulai berkembangnya pendidikan non formal khususnya sekolah paket B dan C di Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM), secara tidak langsung memberikan dampak positif dalam melahirkan siswa-siswa yang berkualitas dan mewujudkan pelayanan pendidikan berkualitas di Kota Sukabumi. Namun yang menjadi perhatian serius pemerintah adalah menghilangkan sekat antara sekolah informal dan non formal.
Dijelaskannya, saat ini dari sisi kelembagaan PKBM tumbuh subur namun yang harus ditingkatkan adalah terkait tenaga pengajarnya dan hal ini yang harus didorong oleh pemerintah. Dimana saat ini penerimaan pegawai hanya untuk pendidikan formal, sedangkan tenaga pendidikan di informal hanya apa adanya dan tanpa ada seleksi sehingga juga akan kita perhatikan kedepannya. Bukan itu saja, Dinas Pendidikan harus bisa melakukan pengkajian terkait berapa jumlah PKBM yang ada di wilayah Kota Sukabumi dan bagaimana pengelolaannya.
"Kondisi saat ini antara pendidikan formal dan informal seperti sengaja disekat dan seharusnya tidak boleh seperti itu, oleh karenanya pihak yang berwenang harus memikirkan solusi apa untuk mengatasi permasalahan ini. Bahkan kalau perlu dalam pelaksanaan ujian nasional, siswa sekolah paket dan formal dibaur menjadi satu," ujarnya.
Sementara itu Ketua FK PKBM Kota Sukabumi H. Dian Muhammad Sahlan mengatakan, masih banyaknya masyarakat yang menganggap PKBM merupakan pendidikan alternatif dan yang belajar hanya yang usianya tua, untuk itu pihaknya terus berusaha untuk merubah pola pikir masyarakat saat ini tentang PKBM. Karena kenyataannya peserta didik di PKBM hampir 80 persen oleh anak-anak berusia muda.
0 komentar :
Posting Komentar