PASCAPAMERAN di jantung Kota Hongkong awal pertengahan tahun ini,
kalangan petani Indonesia dari 4 Kabupaten nyaris tak percaya Gula Kalapa diminati
dunia cukup tinggi. “ Para petani Gula Kalapa asal Kebumen, Banyumas, Purbalingga
dan Cilacap ternyata tak sanggup memenuhinya permintaan masyarakat dunia.”
Kepada “Jekrem” di balaikota Sukabumi, Senin pamungkas.
Direktur IKM Wilayah II Direktur Jendral IKM, Gati Wibawaningsih usai
penyerahan sarana produksi kepada Kelompok Usaha Bersama [KBU] pengrajin
garmen, membenarkan mulai melirik Gula Kalapa di Jawa Barat.
“Semula Kami meyakini benar Kebumen, Purbalingga dan Cilacap serta
Banyumas dengan segala potensi alamnya. Akan mampu memenuhi tuntutan pasar
pascapameran di Hongkong. Kami menyesalkan itu, empat daerah berpotensi itu
takluk menghadapinya,” katanya.
Tak mudah untuk bisa berhadapan dengan beyer di mancanagara,
seperti Hongkong. Ada banyak prasyarat untuk bisa menjajakan komoditas yang
belum diunggulkan. “Kami memang dibuat terkejut saat itu. Tiba-tiba ada bayer
asal Itali dan Korea dengan permintaan tinggi.”
Menurut, Direktur IKM Wil II, Gati Wibawaningsih, kehadirannya di
Kota Sukabumi selain untuk menyerahkan sarana produksi UKM yang tergabung dalam
Kelompok Uasaha Bersama itu. Ia tertarik membicarakan Gula Kalapa dengan Sekda
Kota Sukabumi, DR. H. Hanafie Zen.
“Peluang petani produsen Gula Kalapa di Kota dan Kabupaten
Sukabumi. Sangat luas peluang dan kesempatannya untuk berpameran di jantung
kota Hongkong seperti yang pernah Kami laksanakan bersama petani Gula Kelapa
empat daerah itu,” jelasnya.
Dikatakan, mudah-mudah sulitlah menggelar pameran atau bahasa
dagangnya menjajakan komoditas yang mulai digandrungi karena perubahan pola
hidup masyarakat dunia yaitu gandrung gaya makan “Organik” atau kembali ke alam
[Back to Nature].
“Dia haruslah produsen bisnisnya terdaftar resmi. Untuk menarik minat
bayer itu, Kami ajarkan berproduksi bersih, Kita perbaiki proses peroduksinya.
Harus diraih peluang dan kesempatan emas itu, mumpung mereka masih bermiknat. Petani
harus bersemangat dagang,” tandasnya.
Jika mereka yang berbisnis dengan Gula Kalapa di Jawa Barat tertarik
untuk berpameran di Hongkong menurut Gati Wibawaningsih, “Silakan berkoordinasi
dengan Kami dan prosesi perdagangan dengan negara itu, baiknya tanpa perantara
fihak ketiga jika ingin untung besar.”
“Kedepan setelah Kebumen, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap
sementara takluk dengan tuntutan pasar Gula Kalapa. Saya ingin ada gerakan
khusus dan serius mengawal produsen Gula Kalapa di Jawa Barat ini. Saya
berharap ini direspon rekan-rekan di Dinas Perindustrian,” katanya.
Dalam kesempatan sama, Direktur IKM Wilayah II, Gati Wibawaningsih
berkesempatan dialoh bersama Sekotda dan Kadis Perindagkop seputar kemungkinan
menggelar promosi di luar negeri untuk komoditas unggulan yang diproduksi warga
atau perajin Kota Sukabumi.
“Saya yakin akan muncul produsen makanan atau minuman khas Kota
Sukabumi jika terus dibina dan di kawal pantau petugasnya. Selain itu perlu di
asah dan asuh produsen Kita itu untuk bermitra dengan perbankan. Tak perlu minder untuk maju selain
kekuatan promosinya,” ucapnya sambil mencicipi makanan jajanan pasar khas Kota
Sukabumi, Lemper dan jenis lainnya. [HS2SMI].
0 komentar :
Posting Komentar