Sukabumi,
LELAKI terkesan pemalu siswa Kelas II/F- SMP Negeri 1 yang
berlokasi di Jl. H. Ir. Juanda, Kota Sukabumi itu merajuk minta ditemani guru
pembimbingnya, selama bincang-bincang di ruang tamu Kepala SMPN.1, Rabu 27
November pamungkas 3013.
“Kamu tak
malu ketika harus tampil di depan ribuan pasang mata saat kajuaraan
berlangsung. Mengapa Kita bedua harus ada orang ketiga,” tanya penulis sambil
mengusap punggungnya saat Ibu Guru pembimbingnya pamitan keluar ruang tamu.
Semenjak digelarnya
Olympiade Olahraga Siswa Nasional [O2SN] saat itu masih duduk dibangku Sekolah
Dasar tahun 2011. “Ditingkat Kota Sukabumi Tegar menduduki posisi pertama
cabang olahraga beladiri, Karate pelajar.” Suasana mencair berjalan lancar dan
akrab.
Sesekali diwarnai tawa tertahan, Tegar sapaan rekan-rekan
sejawatnya di sekolah, Ia berkisah tentang mula pertama terarik cabang olahraga
bela diri Karate. Menurut remaja yang terlahir sebagai anak penengah dari 3
bersaudara itu, “Saya saat itu masih murid Kelas III SD.”
Lokasi latihan pindah-pindah. Tapi yang permanen di kampus Setukpa
yang dulu dikenal Secapa Polri. Sesekali latihan di SMK Negeri 1 atau SMA
Negeri 3. “Saya juga sering mengkhayal bisa ganti sabuk Karate saya menjadi
Hitam. Tinggal ada kesempatan saja mungkin.”
“Untuk bersabuk Coklat seperti saat ini, saya menempuh ujian tidak
kurang dari 4 kali ujian. Belum lagi saya harus melaksanakan ujian kenaikan Kyu
dari Kyu tiga. Ayah dan Mama sejak Kelas III di SD selalu mendorong Tegar,”
paparnya sambil sesekali Ia tertawa kecil.
Didesak pesan-kesan kedua Ortu terkait cabang olahraga yang sudah
lama ditekuninya itu, Tegar bertutur “ Saya ingat khususnya ketika tegar akan
turun diajang tanding Kata Karate. Tekuni serius bela diri dan tekuni juga jaga
dirinya.” Ujar remaja kelahiran 22 Agustus 1999.
Tegar Nan Fiqri dengan Kakak dan adiknya wanita itu mengajak.
“Kawan-kawan yang galau, dari pada prustasi lebih baik gabung dengan cabang
olahraga bela diri atau apa saja yang sesuai dengan hati. Pasti ada manfaatnya
dan tak menyesal.” Ajaknya seraya melepas sabuknya.
Sejumlah peltihnya juga kedua orang tuanya. Sepakat untuk
membekali Tegar menjadi karateka tangguh dan khusus tampil di “Kata” baik
beregu atau “Perorangan”. Disinggung masih adanya oknum pelajar yang gemar
tampil tawuran dijalanan, Ia mengaku prihatin.
“Kata orang-orang, oknum pelajar yang suka tawuran itu sama sekali
tidak punya pendirian. Mereka masuk golongan pelajar galau. Dari pada dikuasai kegalauan, mumpung belum
terlambat jangan ragu-ragu gabung saja dengan cabang olahraga bela diri.”
Imbuhnya.
Tegar yang semenjak duduk di Kelas V Sekolah Dasar sudah bersabuk
Coklat itu. “Saya suka malu-malu juga. Tapi kata mama dan papa rasa percaya
diri itu perlu di pupuk terus. Rasanya pergantian sabuk itu terlalu cepat untuk
saya.” Tegar merundukan kepalanya.
Ia bersama dua sahabat tampilnya kala tanding, Mufqi dan Zeldi
dinilai orang lain kekompakan yang harus diperbaiki. “Wajar saja Kami di posisi
kedua II,” ungkap penyuka Mie ayam dan sayur bayam, khususnya masakan tangan
mamanya.itu
“Saat itu Kami tampil dikejurnas memperebutkan trophy Mendagri, di
Bali. Harus puas diposisi dua. Dan karateka putri sebaya, Jihan Sakinah Putri
yang melejit hingga ke mancanagara. Menurut hamat saya semua orang Sukabumi layak
membanggakannya,“ katanya.
Nama sang proklamator, Ir.
Bung Karno, mantan presiden [alm] Gus Dur dan mantan presiden Soeharto [alm]
menjadi motivatornya. “Terutama jendral Soedirman itu, saya mendengar kisahnya
dari pak guru. Beliau orang hebat dijamannya, tapi juga patut diteladani. Tapi
saya bercita-cita jadi actor laga seperti Iko Uawis dan Jo Taslim.” Tegar
menyudahi obrolan. [HS2SMI].-
0 komentar :
Posting Komentar