DUA
SISWI unggulan SMP Negeri 1, Kota
Sukabumi dilepas tatapan penuh harap dan restu para guru saat hendak mengikuti
ajang lomba yang khusus diikuti siswa-siswi berkempuan khusus di Cicendo, Bandung,
tepatnya di Kanwil Dinas Pendidikan Jawa Barat.
“Ngga ada rasa minder atau malu
berabung dengan rekan- rekan yang berkemampuan diatas rata-rata. Memang saya
juga dianugrahi IQ diatas-atas 130.” ungkap Nabila Haifa Nafisah Siswi Kelas 1
Aksel, di SMP Negeri 1, Kota Sukabumi.
Sombong itu kata sulung dua bersaudara
keluarga pasangan Arsim, SH dan Nina Nur Aeni, SH termasuk penyakit. “Kata Ibu,
sombong itu sesuatu yang harus dijauhi. Allah Yang Maha Mengetahui kemampuan
umatnya, dan saya mendapatkannya,” imbuhnya.
Pembawaannyayang tenang dan penuh percaya diri Ia berada
diantara para unggulan dari 11 SMP di berbagai peloksok Kota & Kabupaten di
Jawa Barat. “Mendesain komputer visual. Saya wajib menampilkan sebuah tema hari
Pahlawan dilayar computer,” paparnya diruang tamu Kepala SMP Negeri 1, Sabtu
pekan kedua Desember.
Tuga yang harga mati itu, tanpa
direncanakan dahulu. Segalanya berlangsung dadakan dengan durasi waktu sekitar
2 jam tuntas. “Hadiah dari Bunda waktu saya diterima di Kelas aksel. Sebuah
computer jingjing atau leptop. Sangat besar jasa dan andilnya,” tutur Nabila.
Siswi Kelas Kelas 9- Aksel SMP
Negeri 1 asal SDN. Cipanengah, Kecamatan Lembur Situ salah satu SD Negeri
berlebel [CBM] Cipta BIna Mandiri itu. Selain menyibukan dengan mainan
laptopnya yaitu menggambar, mengaku sejak SD. Kelas V gemar menggambar
binatang.
“Di Indonesia, saya jujur belum punya
idola selain kedua Ortu di rumah dan semua guru di sekolah. Tapi dari negeri
yang getol memproduksi komik, saya mengaggumi Humamura pakar komik Jepang.
Ingin rasanya saya jumpa beliau,” ujar Nabila Hasifa Nafisha merunduk.
Dikesempatan sama, berjumpa dengan
seorang siswi aksel bukan hal mudah. Saat itu suasana ruang tamu Kepala SMP
Negeri. 1 makin semarak. Terlebih ada Dua guru pengasuh dan seorang siswi
bernama, Sania Suryapuspita siswi Kelas 9- Aksel dengan senyum malunya.
Gadis berjilbab putih itu meski
malu-malu dan enggan menjawab. Akhirnya Sania bertutur, nilai rapor terbarunya
mendapat niulai 94, 8 untuk IPA, matematika: 91 dan Pendidikan Agama Islam PAI:
95. “Saya dengan anugerah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ ala, ingin jadi arsitek
gedung.”
Anak kedua dari Lima bersaudara itu,
Oktober kemarin berama 29 dari 11 utusan provinsi rata-rata 3 orang duduk sama
rendah dan berdiri sama tinggi. “Saya berdoa dan selalu ingat wajah Bunda
dirumah.” Imbuhnya. Sania merasa mendapat dorongan kuat disaat melemah.
“Lomba
itu sangat terbatas waktu persiapannya. Beruntung saya punya pembimbing yang
sabar dan telaten. Hingga menjalani lomba Matematika dan IPA lancar. Mungkin
ini yang disebut dalam pribahasa berakit kehulu berenang ketepian,” ungkap
Sania memperbaiki jilbabnya.
Berhasil melintasi Jawa Barat,
akhirnya Sania harus melaju ke ajang nasional di Bali. “Namanya B- Bali hotel,
nyaman sekali. Alangkah lebih nyaman lagi kalau saya bersama adik dan kakak
serta Ortu. Saya meraih juara pertama dari Bali itu.” Kenang Sania. Saat itu Ia
satu goup dengan utusan Banjarmasin,
Balikpapan dan Serang, Banten. Bravo Sania.
Dari catatan yang ada, ternyata SMP
Negeri 12 yang berlokasi di Jl. IR H. Djuanda, Kota Sukabumi itu. Sekolah
menengah pertama yang memberlakukan Kelas Aksel. 12 tahun silam SMP tertua di
Sukabumi itu terbuka mengundang sejumlah siswa berkemampuan khusus untuk
gabung.
“Siswa-siswi berbakat itu Kami asah
dan asuh dengan IQ diatas rata-rata atau 130. Kini Kami memiliki siswa Kelas I: 23 orang, Kelas 9: 22 anak.”
Ungkap Eti Suaeti guru pembimbing siswa, satu dari sedikit guru yang dekat dengan anak-anak
menyudahi pembincangan. [HS2SMI].
0 komentar :
Posting Komentar