TERNYATA
seorang ustazah yang sudah berbicara dihadapan ribuan umat, khususnya kalangan
kaum hawa. Kepergok gugup, ketika protokol panitia Pelantikan Ketua GOW
memanggil Ketua lama [mantan Ketua] untuk menyampaikan sepatah dua kata.
“Bukan karena didepan saya ada Pak
Walikota atau para tokoh wanita lainnya. Saya sudah 17 tahun mengayomi Gabungan
Organisasi Wanita [GOW] dengan 40 orwan [organisasi wanita] bernaung dibawah panjinya
GOW, Kota Sukabumi,” kata Hj. Mahmudah Zahra Ramdan.
Meski undangan tak sampai memenuhi
kursi yang tersedia. Tapi siang itu Gedung Wanita, Kota Sukabumi terkesan gerah
tgapi sunyi. Terlebih ketika Hj. Ramdan begitu sapaan akrab kalangan tokoh
wanita Kota Sukabumi, menaiki panggung orasi.
Wanita kelahiran tulen Sukabumi 9
Agustus 1945 itu mebantah ada air bening
dikelopak matanya. “Akh ada-ada saja masa nenek-nenek menangis cengeng amat, “ sambil menyeka air bening dipipinya dengan
punggung tangan kirinya. Ibu Ramdan tersenyum usai pidato.
Mengaku punya Cicit 3 orang dua
lelaki dan seorang perempuan. “Anak saya itu hanya 6 orang. Tapi rindunya saya
kepada mereka dan cucu yang berjumlah 20 itu nyaris tak ada redanya. Tapi
sampai akhir 2013 ini saya masih rajin menghafal nama-nama cucu,” seraya
menahan tawa.
Menikmati saat pensioun mulai tahun
2004 sedang menikah tahun 1961. “Saya memang ditakdirkan untuk tidak
santai-santai layaknya mantan PNS di Departemen Agama, Kabupaten Sukabumi.
Fasalnya banyak organisasi yang menunggu saya memaksa, karasa dan akhirnya biasa.”
Sejumlah top organisasi kaum hawa
seperti Perwanida [sebelum ada dharma
wanita], Ketua Ikatan Guru RA, Wakl Ket. Al. Hidayah Kota dan Kab. Sukabumi.
Perwosi Kota, Pasi Kota dan Kabupaten. Wira Wati Catur Panca serta BKMT Kab. Juga Muslimat NU Kota.
“Masa ada fihak yang ngatain saya
orator satu-satunya di Kota dan Kabupaten Sukabumi. Itu predikat yang
Lebayyyy…. Mungkin keseringan muncul di layar kaca local. Orang lama-lama juga
pasti bosan. Saya juga sudah mengurangi
aktifitas di dunia bisnis travel umroh,” tuturnya.
Berbincang ditemani sejumlah tokoh
wanita diteras depan Mesjid Al- Ikhlas, Balaikota Sukabumi. Wanita yang sudah
dua kali naik haji itu mengaku putra dan putrinya mulai pada angkat bicara
untuk mengurangi aktifitas diluar rumah. “Saya bukan nyombong, tapi saya ini
milik umat,”
Publik Pigur kelahiran 10 hari
jelang diproklamirkannya Republik ini menyatakan. “Saya bersyukur diusia saya
seperti ini. Saya masih mendengar hal-hal positif dari kinerja kalangan Umaro.
Umaro mulai mempertebal agenda-agenda religi dan Islami serta Qurani.”
“Saya layak memanjatrkan doa untuk
kalangan Umaro atau Walikota dan Wakilnya serta para pembantunya. Untuk
meningkatkan kualitas keimanannya, hingga menjadi Umaro yang Rahmatan Lil Alamin. Dihormati dan disegani rakyatnya,
seperti pendahulunya,” gumamnya.
“Saya menyesal belum mampu berbuat
banyak untuk Sukabumi. Saya masih mendengar aksi aksi oknum pelajar gemar
tawuran. Atau yang memprihatinkan lagi, saya juga mendengar ada pelajar terkena
HIV/ Aids. Mudah-mudahan GOW turut berkiprah mendinginkan suasana kota. Tapi
yakin, Umaro dan Ulama ibarat gula dengan manisnya. Akan mampu berbuat banyak
untuk kesejahteraan lahir batin warga Kota Sukabumi,” Hj. M. Zahra menyudahi
obrolan. [HS2SMI].-
0 komentar :
Posting Komentar