Sukabumi,
SEKELOMPOK orang berperilaku sadis dan kejam, mengancam meledakan
sejumlah pengunjung sebuah Mall di sebuah kota. Yang lebih mengejutkan lagi,
alat pemicu bom itu sengaja dipasang di tubuh isteri petinggi pejabat keamanan kota
itu. Jika pemicu itu diusik maka bom meledak
dan kebetulan isteri sang petinggi keamanan itu sedang hamil tua anak
pertamanya.
Sepenggal
kisah mencekam itu bagian dari pementasan para siswa aktifis teater SMA Negeri
4, Kota Sukabumi yang bernaung dibawah panjinya “Tetris Kabaret” atau Tekab
yang menggung dalam festipal teater, yang digagas The Star, SMP Negeri 13
Bandung.
Tetris
Kabaret SMA Negeri 4 sengaja mengambil judul “Eagle Force” selain actual juga
kental romantisnya. Disutradarai Andika
Nuhgraha didukung 30 pemain dan crewnya. Meski akhirnya “Tetris Kabaret” harus
mengakui keunggulan Kelompok Sensasi asal Bandung.
Menurut
penuturan Sutan, dedengkot Tetris Kabaret SMA Negeri 4 ke- 8. “Hanya menikmati saat- saat latihan
sekitar sebulan saja. Kami harus berhadapan dengan 24 teater dari berbagai kota
di Jawa Barat saat itu. Kami tak punya pilihan selain tetap manggung.”
Pembina
Tetris Kabaret SMA Negeri 4, Nunung Mariyam mengutarakan nada sama dengan
Sesepuh Tetris Kabaret yang tegak berdiri sejak 2006 itu. “Kami tak tertarik
untuk mamaksakan kehendak. Kalau sudah runer up di Bandung, ya sudah. Tapi layak
untuk mawas diri.”
Sutan tak
mampu menyembunyikan suka-citanya pascapengumuman. “Tetris Kabaret SMA Negeri 4
Kota Sukabumi. menggondol tiga predikat the best. Yang pertama koreo grafi,
artistic dan aktris atas nama Puri siswi Kelas 12-IPA/2 SMA Negeri 4.” Imbuh
Sutan.
“Dari itu
semua. Kami tentu saja jujur mengakui atmofir Taman Budaya, Dago, Bandung itu
sangat memperkuat kebersamaan Kami untuk
lebih merapatkan barisan. Pengalaman disana itu, menjadi catatan yang perlu
segera diterapkan dalam latihan-latihan rutin Kami,” ujar Sutan yang diamini guru
perempuan, Nunung Mariyam yang membinanya.
Dikesempatan
terpisah, Kepala SMA Negeri 4, Kota Sukabumi, Asep Sukanta dengan nada merendah
mengingatkan. “Mengutip kata-kata seorang yang jumeneng antara tahun 1879- 1955
bertutur. Belajarlah dari kemarin. Hiduplah untuk hari ini dan berharaplah
untuk esok. Karena yang terpenting jangan berhenti bertanya. Begitu kata bijak
negeri sana, Einsten.” Pungkas nya sambil mengakhiri isapan kretek kegemarannya
di asbak gelas dimeja tamu. [HS2SMI/ yudhi’s].-
0 komentar :
Posting Komentar