Sukabumi,
SELASA munggaran, bulan Desember pamungkas 2013
silam. Sebanyak 25 siswa didampingi 4
guru dan Kepala SMA Oisca, Hamamatsu, Jepang,
Mr. Segawa Yamato bertamu ke SMA Negeri. 1 Kota Sukabumi. Meski hanya semalam saja, tapi mereka mendapatkan
kesan mendalam sekali tentang kehangatan
keluarga siswa tempat mereka menginap.
Diantara sejumlah siswa SMA Negeri. 1 yang
diinapi siswa Jepang itu [Homestay]. Ada keluarga Sandya Hasan warga Jl. Samsi
Babakan Jampang, RT. 3- RW. 11, Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole, Kota
Sukabumi.
“Saya
bersama kedua orang tua bangga mendapat
kepercayaan Sekolah menjadi orang tua siswa asal Jepang itu. Mereka bertiga
sangat santun dan mandiri. Mereksa bertiga mengaku sangat senang bermalam di rumah
saya, meski hanya semalam saja,” ungkap Sandya.
Yamashita
Shoki, Inoue Kaishiro dan Shimamiya Yuki. Ketiga anak Jepang itu menurut Sandya
Hasan Siswa Kelas 1 / 10 Bahasa. Mereka mudah akrab dengan keluarganya. Mereka tidak terlalu
direpotkan dengan makanan. “Mereka makan tak berlebihan.” Imbuhnya.
“Terutama
yang namanya, Inuoe pria berkacamata itu mengaku tak puas dengan waktu hanya
semalaman saja. Mereka senang juga ngobrol dengan kedua Ortu di rumah,” kata
Sandya Hasan yang berharap suatu saat bisa bertemu mereka lagi dinegerinya.
Menyimak
mereka santap pagi [sarapan] mereka sangat tertib hingga sulit menemukan
sebutir remah dibekas piring makan mereka. “Licin pak…Mereka tidak minum tanpa menghabiskan dulu nasi dalam
kunyahan mulutnya. Dan, dibawanya piring itu ke dapur.”
“Ada
yang mencolok budaya bangga dengan karya sendiri. Mereka HP-nya tidak mahal
seperti rekan-rekan saya. Mereka bangga
hp-nya buatan atau rakitan sendiri. Harganya tidak lebih dari Rp 250
saja. Tapi rekan-rekan saya ada yang harganya Rp 2 juta,” ucap Sandya menunduk.
Menurut
Yamashita Shoki yang berkali-kali membuka kamus elektriknya [hp] sekolah tak
pernah mengijinkan setiap siswa membawa alat komunikasi ke sekolah. “Kami pulang kerumah sekitar Jam 20 malam
setelah ganti pakaian pada jam 16 sore. Makan siang di sekolah.”
Sandya
Hasan menambahkan, ketiga tetamu remaja Jepang itu kebetulan saat menginap di
rumahnya tidak punya catatan pantangan makanan. “Ada dua tamu kami Takahashi
Yasuki dan Nakayasu Akihito, keduanya punya pantangan mengkonsumsi daging sapi
dan Kambing.”
Tapi
yang jelas kata Sandya, siapa pun mereka itu mudah-mudahan kedepan membuahkan
hasil yang menguntungkan semua fihak. “Kami juga mereka, harus saling mau
belajar dan menerima apa adanya. Begitu kalau saya bisa menyimpulkannya.”
Ucapnya.
Sementara
itu Yamashita Shoki dn Shimamiya Yuki
mereka menyarankan. “Jika hendak ke Jepang menjelang tahun baru itu suasanaya
tenang dan tanpa kembang api atau terompet. Ada kuliner Mie soba ada juga
mekanan tradisionil lainnya seperti omochi tahan lama tanpa disimpan di lemari
pendingin. [HS2SMI].-
0 komentar :
Posting Komentar