Sejak tahun 1798 ketika Thomas Malthus memberi peringatan bahwa jumlah manusia meningkat secara eksponensial, sedangkan usaha pertambahan persediaan pangan hanya dapat meningkat secara aritmatika. Dalam perjalanan sejarah dapat dicatat berbagai peristiwa kelaparan lokal yang kadang-kadang meluas menjadi kelaparan nasional yang sangat parah diberbagai Negara. Permasalahan diatas adalah cirri sebuah Negara yang belum mandiri dalam hal ketahanan pangan (Nasoetion, 2008)
Menyikapi kondisi demikian, Asisten Prekonomian dan Pembangunan, Drs. H. Deden Solehudin, SAg, MM atas nama Walikota Sukabumi, menggelar Rapat koordinasi dengan seluruh Organisasi Perangkat Daerah ( OPD ), Polresta, Kodim 0607, BRI, Sub Dolog Wilayah II Cianjur, HKTI, KTNA Bagian PemasaranPT. Pusri Perwakilan Sukabumi dan Badan Pusat Statistik serta undangan lainnya.
Rapat koordinasi tersebut dilangsungkan kamis siang 29 desember 2011 di ruang Rapat Penyuluh Pertanian Kota Sukabumi. ternyata Tidak hanya sebatas ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan saja yang menjadi sorotan tajam pihak peserta rapat, termasuk kerawanan jenis makanan, sebagaimana yang disampaikan oleh pihak Polresta yang perlu diwaspadai, upaya mengantisipasi kemungkinan2 yang dapat menimbulkan berbagai wabah penyakit.

tahun 1960 baru mencapai 3 miliar. Lonjakan penduduk dunia mencapai peningkatan yang tinggi setelah tahun 1960, hal ini dapat kita lihat dari jumlah penduduk tahun 2000an yang mencapai kurang lebih 6 miliar orang, tentu saja dengan pertumbuhan penduduk ini akan mengkibatkan berbagai permasalahan diantaranya kerawanan pangan. Di
Indonesia sendiri,
permasalah pangan tidak dapat kita hindari, walaupun kita sering disebut sebagai negara agararis yang sebagian besar penduduknya adalah petani. Kenyataannya masih banyak kekurangan pangan yang melanda Indonesia, hal ini seiring dengan meningkatnya penduduk. Bahkan dua peneliti AS pernah menyampaikan bahwa pada tahun 2100, penduduk dunia akan mengahadapi krisis pangan (Nasoetion, 2008) .Bertambahnya penduduk bukan hanya menjadi satu-satunya permasalahan yang menghambat untuk menuju ketahanan pangan nasional. Berkurangnya lahan pertanian yang dikonversi menjadi pemukiman dan lahan industri, telah menjadi ancaman dan tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang mandiri dalam bidang pangan.
diperkirakan jumlah petani gurem telah
mencapai sekitar 12 juta orang.
0 komentar :
Posting Komentar