Kamis, 12 April 2012


Sukabumi, SENTANAonline.com

SEBANYAK 6075 siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kota Sukabumi dipastikan mengikuti Ujian Nasional (UN) yang diselenggarakan 16-19 April mendatang.



Dari jumlag sebanyak itu, 2405 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), 3063 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan sebanyak 607 siswa Madrasah Aliyah (MA).



Untuk mengawasi peserta ujian nasional sebanyak itu, dilibatkan sebanyak 676 pengawas ruangan. Sebanyak 268 pengawas peserta UN SMA, 332 pengawas peserta SMK dan 76 pengawas peserta MA. Peserta UN tahun ini lebih banyak 357 orang atau meningkat sebanyak 6.23 persen dibanding tahun lalu.



Ketua Panitia UN tingkat Kota Sukabumi tahun 2011/2012, Mulyono mengatakan, telah mengantisipasi terjadinya kebocoran soal atau jawaban UN. Hal itu berdasarkan hasil mengevaluasi UN tahun lalu. “Pada saat UN, baik peserta maupun pengawas ruangan tidak diperkenankan bawa alat komunikasi baik itu HP atau sejenisnya,” ujarnya ketika Sosialisasi Tata Tertib Pengawas Ruangan di Aula SMKn 1 Kota Sukabumi, Rabu (11/04) kemarin.



Acara tersebut dihadiri Wakil Walikota Sukabumi, DR.H.Mulyono. Untuk itu Mulyono meminta pihak sekolah yang ditunjuk sebagai lokasi pelaksana UN agar menyediakan tempat penitipan barang,seperti tas dan HP.



Selain itu, tim pengawas dari perguruan tinggi yakni mengawasi jalannya UN. Pengawasan dilakukan sejak berkas soal tiba di tempat penyimpanan, pendistribuasian ke sekolah hingga pengiriman kembali. ”Jadi, sangat tidak mungkin adanya kebocoran soal,” ujarnya.



Mulyono optimis, target kelulusan tahun ini mencapai 100 persen. Hal itu mengacu pada hasil kelulusan tahun lalu, yakni SMA dan MA lulus 100 persen. Sedangkan SMK lulus 99.9 persen. Selain itu, penentuan kelulusan bukan semata-mata hasil UN. Penghitungan nilai merupakan gabungan hasil nilai ujian sekolah dan UN. “Nilai ujian sekolah 40 persen dan UN 60 persen,” katanya.



Sementara Wakil Walikota mengingatkan, agar pengawas ruangan menjalankan tugasnya dengan baik. Sehingga UN berjalan dengan baik tanpa ada hal yang mencederai dalam pelaksanaan. Apalagi, UN merupakan ukuran kinerja peserta didik dan guru.Jadi harus berjalan sesuai dengan harapan. “Jika ada yang berbuat tidak fair, bukan hanya merusak baik pribadi, sekolah tapi juga mencoreng nama pemerintah,” tukasnya.



Mulyono juga mengingatkan, agar guru mempersiapkan anak didiknya dengan baik, terutama mental dalam menghadapi UN.Karena, tidak jarang peserta UN mengalami depresi yang mengakibatkan tidak konsentrasi dalam mengisi soal. Hasilnya, berakibat fatal. “UN jangan dianggap hal yang menakutkan. Persiapkan diri jauh sebelumnya agar semua lulus,” ujarnya.(NIF)

0 komentar :

Posting Komentar