Senin, 22 Juli 2013





Sukabumi 

Walikota Sukabumi, H. Mohamad Muraz, S.H., M.M. mengemukakakan, pemikiran konsep Rahmatan Lil Alamin, bersumber dari AL-Quran, Surat AL-Anbiya ayat 107, yang artinya, Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk atau menjadi rahmat bagi semesta alam. Dalam Surat tersebut Allah berfirman, bahwa Dia telah menciptakan Muhammad, sebagai rahmat bagi seluruh alam, atau Rahmatan Lil Alamin. Artinya, Dia mengirimnya sebagai rahmat untuk semua orang. Barang siapa menerima rahmat ini dan berterima kasih atas berkah ini, dia akan bahagia di dunia dan akhirat.

Namun barang siapa menolak dan mengingkarinya, dunia dan akhirat akan lepas darinya. Hal ini telah ditegaskan dalam Firman Allah, dalam Surat Ibrahim ayat 28 dan 29, yang artinya, Tidaklah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah, atau perintah-perintah dan ajaran-ajaran Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? Yaitu mereka jahanam, mereka masuk ke dalamnya, dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.

Dikatakannnya, sosok Rasulullah sangat dihormati dan diagungkan sepanjang masa. Saat umat Islam kegelapan dan kehilangan pegangan hidupnya, Nabi Muhammad datang sebagai Rahmatan Lil Alamin. Nabi Muhammad melahirkan peradaban baru yang demokratis, egaliter dan manusiawi. Perjuangan dan modal kepemimpinan Nabi Muhammad, yang membela rakyat kecil dan mendahulukan kepentingan publik, patut dicontoh dan diaplikasikan. Kebesaran Nabi Muhammad sebagai seorang tokoh dunia, yang berhasil mengubah keadaan masyarakatnya, melalui pemerintahan beliau dan perubahan sosial yang dilakukan beliau, sudah diakui oleh seluruh dunia.

  "Nabi Muhammad telah mempraktikan kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang demokratis, di tengah masyarakat yang plural, dengan aliran ideologi dan politik yang heterogen. Tipe kepemimpinan yang sangat demokratis dan toleran terhadap semua pihak. Akibatnya, semua pendudukan merasa aman dan tenteram, yang akhirnya Kota Yastrib berubah menjadi Madinah AL-Munawaroh, yang berarti Kota Yang Bercahaya".

Walikota Sukabumi, juga menjelaskan, Nabi Muhammad dapat membangun peradaban manusia yang bercorak majemuk, dengan mengedepankan prinsip persamaan, kebebasan, keadilan, pengakuan dan perlindungan, terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), serta kesejahteraan rakyatnya, sebagaimana yang tertuang dalam Piagam Madinah. Atas dasar tersebut, bangsa Indonesia yang merupakan mayoritas beragama Islam, sudah seyogyanya mencontoh pola kepemimpinan beliau, yang sempurna, arif dan bijaksana, yang dapat memberikan kenyamanan dan ketenteraman. Pola kepemimpinan Nabi Muahammad dalam menjalankan pemerintahan di Madinah, merupakan pemerintahan yang Rahmatan Lil Alamin. endang.s

0 komentar :

Posting Komentar