Minggu, 09 Februari 2014








Sukabumi,
Luapan kegembiraan menyelimuti warga pemulung  dilingkungan Tempat pembuangan akhir (TPA) Cikundul Kota Sukabumi, karena jumat yang baru lalu itu tidak seperti biasanya, tiba-tiba menerima kehadiran para tamu tak diundang yakni kalangan dermawan yang tergabung dalam Komunitas Gerakan Jumat Sedekah (KGJS) dengan menyerahkan nasi bungkus/  

Kehadiran KGJS disambut antusias Asisten  Pemerintahan Setda , Hardi Harpan dan  Kepala Dinas Pengelolaan Sampah Pertamanan dan Pemakaman, Lilis Astri Suryanita, yang sengaja  hadir ditengah tengah penyerahan nasi bungkus tersebut dan sekaligus atas nama pemerintah Kota Sukabumi menyempaikan ucapan terima kasih atas kepedulian KGJS kepada para pemulung di lingkungan TPA Cikundul. Dengan harapan  kegiatan amaliah  ini dapat menjadi contoh bagi warga atau komunitas lainnya.

Menurut  salah seorang penggagas Poppy Sopiah ,Gerakan Jumat Sedekah yang dilangsungkan di lokasi pembuangan sampah Cikundul ini tidak hanya terbatas kepada  para pemulung saja ,akan  tetapi sekaligus kepada para petugas kebersihan dan para pengangkut sampah atau yang biasa dikenal akrab  pasukan kuning, yang setiap saat atau hari bertugas membersihkan sudut-sudut Kota Sukabumi.

Lebih lanjut diungkapkan Poppy Sopiah,  gerakan jumat sedekah, komunitas ini menghimpun dana dari para donatur yang kemudian disalurkan kepada yang berhak dalam bentuk sembako atau nasi bungkus sesuai kebutuhan target sasaran yang akan diberi sedekah. Para donatur yang tergabung di komunitas ini berasal dari latar belakang yang beragam, mulai dari pengusaha, pejabat pemerintah, karyawan, jurnalis, PNS, hingga para ibu rumah tangga.

Sesuai namanya, mereka memberikan sedekah pada hari jumat seusai pelaksanaan ibadah shalat jumat bagi para anak yatim piatu, kaum duafa, para pekerja kasar, pemulung dan sebagainya
 
Kehadiran TPS maupun TPA Dari hasil pantauan SKU Asipirasi Rakyat, ternyata banyak menyerap tenaga kerja, tidak sedikit para pemulung secara personal maupun keluarga yang sengaja memilih tempat tinggal atau  bermukim yang tidak jauh dari TPA. Karena mungkin TPA telah menjadikan sebuah kawasan ladang usahanya. 
Berbagai upaya keras telah  dilakukan oleh Pemerintah dalam sistem pengelolaan  sampah, namun belum dapat sepenuhnya dilengkapi  oleh tingkat kesadaran masyarakat, karena   masih banyak terdapat sampah berserakan dimana-mana, malahan sampai tega-teganya membuang sampah ke parit  dan sungai, sehingga terjadi penyempitan dan pada akhirnya terjadi bencana banjir.
Tidak sedikit harta jiwa melayang yang diakibatkan oleh bencana banjir, maka oleh sebab  itu, selayaknya sejak dini kita  dapat secara antisipatif merubah sikap dari perilaku kurang peduli menjadi peduli terhadap ketertiban, kebersihan dan keindahan, agar kondisi lingkungan kita terhindar dari berbagai wabah penyakit yang diakibatkan oleh ulah sendiri.
 Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi volume sampah yang lebih baik dari cara pembakaran yakni melalui langkah  4R  : 
  • Reduce (Mengurangi); upayakan meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. 
  • Re-use (Memakai kembali); pilihlah barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang yang disposable (sekali pakai, buang). 
  • Recycle (Mendaur ulang); barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang sehingga bermanfaat serta memiliki nilai tambah. Perlu diingat tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis. 
  • Replace (Mengganti); Ganti barang barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Gunakn barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami
 
 











0 komentar :

Posting Komentar