Kamis, 19 September 2013






Sukabumi,
Era globalisasi dan konektivitas mengubah cara bertukar informasi, berniaga  dan konsumsi dari produk-produk budaya dan teknologi dari berbagai tempat di dunia. Dunia menjadikan ruang gerak  yang sangat dinamis dan kompleks sehingga kreativitas dan pengetahuan menjadi suatu aset tak ternilai secara kompetitif dalam  pengembangan ekonomi.

 Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep yang menempatkan kreativitas dan pengetahuan sebagai aset utama dalam menggerakkan ekonomi. Konsep ini telah memicu dan memacu  ketertarikan berbagai Negara ,  daerah Kota dan Kabupaten  untuk melakukan kajian seputar Ekonomi Kreatif dan menjadikan Ekonomi Kreatif model utama pengembangan ekonomi. 



Mencermati  kondisi demikian Pemerintah Kota Sukabumi melalui peran Organisasi Perangkat Daerah, Bappeda dan   Dinas Pemuda  Olah raga , Pariwisata dan  Ekonomi kreatif (Disporaparekraf) tengah    berupaya keras  memformulasikan sebuah kajian khusus  dengan melibatkan kalangan akademisi dan pelaku ekonomi kreatif  baru2 ini (18/9) 2013 di salah satu hotel ternama di Kota Sukabumi.


Menurut  Kepala Bappeda, Drs. H. Hamdan, MM,  Mungkin baru di kota sukabumi yang memiliki sebuah perangkat daerah yang khusus menangani masalah ekonomi kreatif yakni Disporaparekraf, Melalui peran OPD tersebut  diharapkan mampu memfasilitasi dan menyusun rencana aksi daerah bagi  pengembangan ekonomi kreatif kedepan.


Kehadiran  mereka  “ ungkap” Ketua Bappeda pada acara Rakor kali ini benar-benar telah banyak  memberikan bahan masukan bermakna sebagai bahan kajian lebih lanjut yang Nantinya akan disinergikan dengan seluruh OPD yang ada di Kota Sukabumi. Sehingga program kerja kedepan mampu mengakomodir keinginan pelaku ekonomi kreatif,”.

“Kota Sukabumi telah memiliki OPD  yang menangani khusus tentang ekonomi kreatif, namun tetap pada prinsipnya Bappeda  memiliki peran untuk mensinergikan antara perencanaan dengan peran OPD terkait. Sehingga nantinya akan terjalin 3C yakni Connection, Colaboration dan Comercial.


“Jika semua sudah saling bersinergi, kami optimis ekonomi kreatif di Kota Sukabumi akan smakin berkembang dan memiliki ciri khas produk yang dihasilkan sehingga layak untuk dikomersilkan ke masyarakat atau daerah lain,” ungkapnya.


Rakor ekonomi kreatif tersebut berlangsung cukup a lot dengan banyaknya masukan dari pelaku ekonomi kreatif, seperti yang diutarakan Komunitas Blogger Sukabumi, Gery yang menginginkan agar berbagai kegiatan ekonomi kreatif termausk hasil serta produknya bisa di promosikan melalui dunia maya (internet).


Lain halnya  menurut pelaku ekonomi kreatif  yang bergerak di bidang film dan multi talent, Ranto, berharap agar kedepan Pemkot Sukabumi agar lebih mendukung pelaku ekonomi kreatif. Dirinya juga meminta agar jangan ada kesenjangan antara pelaku ekonomi kreatif.


Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Ekonomi Bappeda Kota Sukabumi, kegiatan pengembangan ekonomi kreatif di Kota Sukabumi telah berlangsung sejak beberapa tahun lalu tapi melalui kegiatan lain, yaitu pengembangan ekonomi local dan kegiatan kluster industry .


Bahkan Kota sukabumi telah memiliki wadah yang bernama Bumi Kreatif yang mencakup 14 sektor ekonomi kreatif, dimana dalam komunitas tersebut yang paling terbesar adalah sektor fesyen 35,14 persen, kerajinan 10,81 persen, video, film dan fotographi 10,81 persen. Sedangkan sektor lainnya masih berada pada kisaran dibawah 10 persen.

0 komentar :

Posting Komentar