Minggu, 27 Oktober 2013

                                       Sukabumi,  
Winni panggilan akrabnya Cheucheu baik dilingkungan tempat tinggal maupun  dibangku kuliah, kegemarannya  membuat karya tulis  Cerpen dan puisi ,  hasil karyanya telah  banyak dimuat dimedia massa cetak  Koran dan majalah, malahan dalam waktu dekat ini telah rampung menerbitkan sebanyak 18  judul  Cerpen dimuat dalam   65 halaman dan langsung dikirim ke Yogyakarta dalam rangka memenuhi / mengikuti kegiatan lomba. Tahun 2011 Cheucheu tampil sebagai juara I pada Lomba baca Puisi nasinal Piala RI  HIMI Persis  .



Winni Siti Alawiyah , putra kedua dari empat bersaudara, pasangan ,  Dendayasa, SIp dengan Rosita, lulusan dari Universitas Pendidikan Indonesia ( UPI) Bandung Alhamdulillah juli 2013 yang baru langsung menandatangani kontrak menjadi guru Bimbingan belajar (Bimbel)  di Ganesha Operation (GO) Kota Sukabumi  yang beralamat di Jalan R. Syamsudin SH (Bersebelahan Balaikota Sukabumi) dan menjadi staf pengajar di SMAN I . 

Menurut kedua orang tuanya Ceuceu kini berisi keras disamping menjadi guru bimbel di GO juga berkehendak untuk mengabdikan diri  menjadi seorang dosen atau guru di tingkat sekolah menengah pertama atau sekolah menengah atas sambil melanjutkan pendidikan ke tingkat S-2 ungkapnya.Cita-cita untuk menjadi seorang dosen,  sama halnya dengan Kakak kandungnya Rachmat Abdul Hakim, LC  yang kini tengah mengisi perjalanan hidupnya di Arab Saudi, setelah melanglangbuana dari Korea dan Riyad .

Pada puncak  acara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke- 85,  28 Oktober 2013 , tingkat Kota Sukabumi, Winni Siti Alawiyah,SPd mendapat kepercayaan dari pihak panytia untuk tampil membacakan Puisi karyanya sendiri yang berjudul “ Surat dari Pemuda”

Ketika dimintai keterangannya, baik Winni Siti Alawiyah maupun Rachmat Abdul Hakim, “ Kami sejak kecil  terbersit dalam benak dan hati untuk menjadi seorang pengajar malahan berkeinginan untuk memiliki lembaga pendidikan sendiri atau milik keluarga  dan  kedua orang tuanya  benar-benar menjadi motivator dan dinamisator, sangat antusias sekali terhadap dunia pendidikan, sehingga kepentingan pendidikan agama dan sekolah  menjadi nomor wahid  sekaligus  mampu mendrive dengan keras  namun, hal tersebut tidak lepas dari  garis keturunan kakek kami alm guru Moch. Djayadi seseorang   guru pada zaman  Pemerintahan Hindia Belanda”  yang pada jamannya juragan guru yang patut ditiru dan digugu, entah kalau sekarang/

0 komentar :

Posting Komentar