Kamis, 30 Oktober 2014



Sukabumi,

Pondok Pasantren (Ponpes) Al – Fath adalah salah satu Ponpes dari kota sukabumi yang telah tampil sebagai juara dalam lomba Kemiskinan Berbasis Kelompok Masyarakat tahun  2014 dan  hadiahnya baru dapat diterima  sebesar Rp 100 juta dari Gubernur Jabar  setelah berselang 5 bulan, karena terkendala administrasi.
Hadiah tersebut  akan  kami jadikan modal bagi  santri,  sekaligus untuk membiayai kuliahnya, karena hadiah tersebut sebagai  sumbangsih prestasi para santri l-fath.
 Pimpinan Ponpes Al-fath DR. KH Fajar Laksana kepada sejumlah awak media pada  upacara pelepasan Santri Usahawan Manusia Unggul dan Berotak Cerdas (Satria Maung Bodas) oleh Walikota  H.Mohanad Muraz, SH,MM   di Ponpes Al-Fath  Komplek Gading Permai, Rabu  (29/10/2014).
“Saya sangat berterima kasih kepada Gubernur, hadiah yang cukup  dibilang  besar ini akan dijadikan modal kerja bagi santrinya,” .
Hadiah  sebesar itu bukan untuk dihabiskan “ungkap  DR.KH. Fajar Laksana, akan tetapi akan  dijadikan sebagai modal tambahan  usaha bagi  50 santri dan masing-masing santri menerima Rp 2 juta untuk pengadaan barang dagangan berwirausaha yang didistribusikan ke warung-warung kecil.
“ Dana hadiah tersebut  dijadikan sebagai modal usaha bergulir yang keuntungannya dijadikan sebagai biaya kuliah bagi santri. “Dengan modal Rp 2 juta, santri bisa kuliah gratis, kos dan makan gratis hingga tamat,” .
Dikemukakannya, bahwa  setiap santri mendapatkan 10 persen dari nilai keuntungan penjualan. Modal  senilai Rp2 juta bisa menghasilkan Rp 15 juta setiap bulan.  Sehingga, santri bisa memperoleh  penghasilan bersih sekitar Rp 3 juta. “Setiap hari masing-masing santri bisa menghasilkan minimal Rp600 ribu. Itu bisa menutupi untuk biaya kuliah, pesantren bahkan membantu orang tua santri,” 
Satria Maung Bodas merupakan   program kuliah dan  santri sambil bekerja berkelanjutan khusus untuk santri dari keluarga miskin. Disebut  berkelanjutan karena modal usaha  bisa diteruskan oleh santri lain setelah tamat kuliah. Saat ini, jumlah Satria Maung Bodas sebanyak 15 orang. Selain modal usaha, mereka juga diberikan inventaris motor sebagai alat transfortasi menjalankan usaha dengan pola shif. Wilayah kerjanya mencakup Kota dan Kabupaten Sukabumi serta Cianjur dengan pembagian wilayah.
“Satu  motor untuk dua santri. Dalam satu minggu, tiga hari kuliah, tiga hari usaha. Mereka ikut berwirausaha dimulai Semester 2, sedang Semeter 1 dididik teori berwira usaha,”jelas Fajar.
Pola usaha seperti ini sangat membantu para warung kecil yang berada  diperkampungan.  Karena, tidak perlu bersusah payah mendapatkan barang dagangan dengan harga murah dan jumlah kecil. Fajar mengaku kerap mendapat laporan dari santrinya tentang hal itu dari pemilik warung. “Pedagang warung sangat terbantu. Kalau belanja sedikit ke kota mengeluarkan  ongkos . Usaha ini juga menyelamatkan pedagang warung kecil dari jeratan rentenir  untuk menambah modal usahanya,”katanya.
Walikota, H. Mohamad Muraz, SH, MM  mengemukakan, pola yang diterapkan di Ponpes Al Fath akan dijadikan contoh untuk lembaga pendidikan lainnya, khususnya membantu mahasiwa dari keluarga kurang mampu.
Pola tersebut “ungkapnya” mendidik mahasiswa merangkap santri menjadi  mandiri, sehingga  ketergantungan kepada orang tua semakin sedikit.   Selain berdagang, santri  juga diajarkan beternak, berdagang, dan composting. “Suatu kegiatan pembelajaran yang terpadu . Anak sekarang kadang malu berdagang atau bertani. Padahal disitu kekuatan ekonomi kita,”kata Muraz.
Pendidikan yang diterapkan di ponpes tersebut  menjadi inspirasi bagi Walikota,  agar hal serupa dapat dilakukan disekolah.  Siswa diberikan suatu pembelajaran usaha yang melibatkan langsung anak didik sejak dibangku SD. Sehingga, jiwa entrepreneur anak terpupuk sejak dini.  “Sudah saya instruksikan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan harus mulai ada percontohan. Kurangi rekreasi ke tempat hiburan,  itu mengajarkan konsumtif pada  anak-anak,”ujarnya nya.
 Selain itu, Walikota mengungkapkan , studi banding tidak atau rekreasi tidak perlu jauh keluar kota apalagi ke tempat hiburan, tapi  kembali ke alam.  Pengenalan pada lingkungan cukup di lokasi pertanian yang ada di Sukabumi. “Rekreasinya sekali-kali ke sawah atau lokasi peternakan. Jangan ke lokasi rekreasi melulu,”katanya.

0 komentar :

Posting Komentar