Senin, 16 Desember 2013




TERNYATA seorang ustazah yang sudah berbicara dihadapan ribuan umat, khususnya kalangan kaum hawa. Kepergok gugup, ketika protokol panitia Pelantikan Ketua GOW memanggil Ketua lama [mantan Ketua] untuk menyampaikan sepatah dua kata.

            “Bukan karena didepan saya ada Pak Walikota atau para tokoh wanita lainnya. Saya sudah 17 tahun mengayomi Gabungan Organisasi Wanita [GOW] dengan 40 orwan [organisasi wanita] bernaung dibawah panjinya GOW, Kota Sukabumi,” kata Hj. Mahmudah Zahra Ramdan.

            Meski undangan tak sampai memenuhi kursi yang tersedia. Tapi siang itu Gedung Wanita, Kota Sukabumi terkesan gerah tgapi sunyi. Terlebih ketika Hj. Ramdan begitu sapaan akrab kalangan tokoh wanita Kota Sukabumi, menaiki panggung orasi. 

            Wanita kelahiran tulen Sukabumi 9 Agustus 1945  itu mebantah ada air bening dikelopak matanya. “Akh ada-ada saja masa nenek-nenek menangis cengeng amat, “  sambil menyeka air bening dipipinya dengan punggung tangan kirinya. Ibu Ramdan tersenyum usai pidato.

            Mengaku punya Cicit 3 orang dua lelaki dan seorang perempuan. “Anak saya itu hanya 6 orang. Tapi rindunya saya kepada mereka dan cucu yang berjumlah 20 itu nyaris tak ada redanya. Tapi sampai akhir 2013 ini saya masih rajin menghafal nama-nama cucu,” seraya menahan tawa.

            Menikmati saat pensioun mulai tahun 2004 sedang menikah tahun 1961. “Saya memang ditakdirkan untuk tidak santai-santai layaknya mantan PNS di Departemen Agama, Kabupaten Sukabumi. Fasalnya banyak organisasi yang menunggu saya  memaksa, karasa dan akhirnya biasa.”
            Sejumlah top organisasi kaum hawa seperti  Perwanida [sebelum ada dharma wanita], Ketua Ikatan Guru RA, Wakl Ket. Al. Hidayah Kota dan Kab. Sukabumi. Perwosi Kota, Pasi Kota dan Kabupaten. Wira Wati Catur Panca  serta BKMT Kab. Juga Muslimat NU Kota.

            “Masa ada fihak yang ngatain saya orator satu-satunya di Kota dan Kabupaten Sukabumi. Itu predikat yang Lebayyyy…. Mungkin keseringan muncul di layar kaca local. Orang lama-lama juga pasti bosan.  Saya juga sudah mengurangi aktifitas di dunia bisnis travel umroh,” tuturnya.

            Berbincang ditemani sejumlah tokoh wanita diteras depan Mesjid Al- Ikhlas, Balaikota Sukabumi. Wanita yang sudah dua kali naik haji itu mengaku putra dan putrinya mulai pada angkat bicara untuk mengurangi aktifitas diluar rumah. “Saya bukan nyombong, tapi saya ini milik umat,”

            Publik Pigur kelahiran 10 hari jelang diproklamirkannya Republik ini menyatakan. “Saya bersyukur diusia saya seperti ini. Saya masih mendengar hal-hal positif dari kinerja kalangan Umaro. Umaro mulai mempertebal agenda-agenda religi dan Islami serta Qurani.”

            “Saya layak memanjatrkan doa untuk kalangan Umaro atau Walikota dan Wakilnya serta para pembantunya. Untuk meningkatkan kualitas keimanannya, hingga menjadi Umaro yang Rahmatan  Lil Alamin. Dihormati dan disegani rakyatnya, seperti pendahulunya,” gumamnya.  

            “Saya menyesal belum mampu berbuat banyak untuk Sukabumi. Saya masih mendengar aksi aksi oknum pelajar gemar tawuran. Atau yang memprihatinkan lagi, saya juga mendengar ada pelajar terkena HIV/ Aids. Mudah-mudahan GOW turut berkiprah mendinginkan suasana kota. Tapi yakin, Umaro dan Ulama ibarat gula dengan manisnya. Akan mampu berbuat banyak untuk kesejahteraan lahir batin warga Kota Sukabumi,” Hj. M. Zahra menyudahi obrolan. [HS2SMI].-


0 komentar :

Posting Komentar