Senin, 09 Desember 2013



Sukabumi,

SEKELOMPOK orang berperilaku sadis dan kejam, mengancam meledakan sejumlah pengunjung sebuah Mall di sebuah kota. Yang lebih mengejutkan lagi, alat pemicu bom itu sengaja dipasang di tubuh isteri petinggi pejabat keamanan kota itu. Jika pemicu itu diusik maka bom meledak  dan kebetulan isteri sang petinggi keamanan itu sedang hamil tua anak pertamanya.

                Sepenggal kisah mencekam itu bagian dari pementasan para siswa aktifis teater SMA Negeri 4, Kota Sukabumi yang bernaung dibawah panjinya “Tetris Kabaret” atau Tekab yang menggung dalam festipal teater, yang digagas The Star, SMP Negeri 13 Bandung.

                Tetris Kabaret SMA Negeri 4 sengaja mengambil judul “Eagle Force” selain actual juga kental romantisnya. Disutradarai  Andika Nuhgraha didukung 30 pemain dan crewnya. Meski akhirnya “Tetris Kabaret” harus mengakui keunggulan Kelompok Sensasi asal Bandung.

                Menurut penuturan Sutan, dedengkot Tetris Kabaret SMA Negeri 4  ke- 8. “Hanya menikmati saat- saat latihan sekitar sebulan saja. Kami harus berhadapan dengan 24 teater dari berbagai kota di Jawa Barat saat itu. Kami tak punya pilihan selain tetap manggung.”   

                Pembina Tetris Kabaret SMA Negeri 4, Nunung Mariyam mengutarakan nada sama dengan Sesepuh Tetris Kabaret yang tegak berdiri sejak 2006 itu. “Kami tak tertarik untuk mamaksakan kehendak. Kalau sudah runer up di Bandung, ya sudah. Tapi layak untuk mawas diri.”

                Sutan tak mampu menyembunyikan suka-citanya pascapengumuman. “Tetris Kabaret SMA Negeri 4 Kota Sukabumi. menggondol tiga predikat the best. Yang pertama koreo grafi, artistic dan aktris atas nama Puri siswi Kelas 12-IPA/2 SMA Negeri 4.” Imbuh Sutan.

                “Dari itu semua. Kami tentu saja jujur mengakui atmofir Taman Budaya, Dago, Bandung itu sangat  memperkuat kebersamaan Kami untuk lebih merapatkan barisan. Pengalaman disana itu, menjadi catatan yang perlu segera diterapkan dalam latihan-latihan rutin Kami,” ujar Sutan yang diamini guru perempuan, Nunung Mariyam yang membinanya.

                Dikesempatan terpisah, Kepala SMA Negeri 4, Kota Sukabumi, Asep Sukanta dengan nada merendah mengingatkan. “Mengutip kata-kata seorang yang jumeneng antara tahun 1879- 1955 bertutur. Belajarlah dari kemarin. Hiduplah untuk hari ini dan berharaplah untuk esok. Karena yang terpenting jangan berhenti bertanya. Begitu kata bijak negeri sana, Einsten.” Pungkas nya sambil mengakhiri isapan kretek kegemarannya di asbak gelas dimeja tamu. [HS2SMI/ yudhi’s].-

0 komentar :

Posting Komentar