Selasa, 13 September 2011


Sukabumi,SENTANAONLINE.com-- Musim kemarau mulai berdampak serius pada  sebagaian wilayah Sukabumi, sejumlah warga di Selatan Kabupaten Sukabumi kekurangan air.
MEREKA harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk mendapatkan air. Bahkan, salah seorang warga Pajampangan harus menempuh ratusan kilometer untuk mendapatkan air bersih.
Seperti yang diungkapkan,  Anis (39) warga Kecamatan Surade. Dia  mengaku terpaksa mendatangkan air dari kerabatnya yang berdomisili di Kota Sukabumi yang membutuhkan waktu sekitar lima jam perjalanan.”Habis gimana lagi. Sumur sudah kering. Saya butuh untuk minum dan cuci. Disini, air menjadi mahal,”ujarnya kemarin. 
Kepada kerabatnya tersebut, Anis meminta sebanyak 20 jerigen setiap kali kirim. Air sebanyak itu  harus cukup untuk selama se pekan.  “Kalau dihitung banyaknya  air dengan biaya  transportasi memang lebih mahal ongkosnya. Tetapi karena sangat dibutuhkan  ya terpaksa,”ujarnya.
Untuk itu, Anis meminta agar Pemkab Sukabumi bisa membantu mendatangkan air. Jika tidak,dia khawatir warga di daerah   tersebut  tidak  mendapatkan air. “Ya paling tidak ada suplay air setiap hari,”katanya.
Kekurangan air minum bukan hanya di Surade. Warga di wilayah Kecamatan Sagaranten juga mengalami hal yang sama. Bahkan warga disana sudah semenjak dua pekan ini membeli air dari wilayah Kota Sukabumi. Satu jerigennya ukuran 25 liter, kata Saepulloh (48), warga Cibaregbeg Kecamatan Sagaranten ini, mencapai Rp 5000,-.
Untuk mengantisipasi kehabisan air, warga sudah melaporkan pemerintah melalui Kecamatan. Meski ada bantuan air dari PDAM,kata Saepulloh, namun masih jauh dari cukup. Sehingga mereka  terpaksa  membeli ke  luar wilayah Sagaranten.
Sementara di Desa Mangkalaya,Kecamatan Gunugguruh,  kekeringan sumur sejak sebuln lalu. Namun, warga  belum mendatangkan air dari luar daerah. Lantaran, sumur yang berada di Komplek Mesjid  masih mampu memenuhi kebutuhan warga setempat.
Menurut Parman, sumur tersebut belum pernah kering, meski kemarau panjang. ”Tapi, untuk mengambil air dari sumur itu harus antri panjang. Dari pagi hingga malam warga tidak henti mengambil air,”ujarnya.
Penulis: Abu Hanif Nasution

0 komentar :

Posting Komentar