Senin, 07 November 2011



Balai Pengelolaan Jalan (BPJ) Wilayah II Sukabumi Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, Ir. H. Yeyet Hudayat

Sukabumi,SENTANAonline.com

JALAN milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang terletak di wilayah kota serta Kabupaten Sukabumi banyak  berpotensi rawan longsor. Salah satunya, seperti ruas Jalan Simpang Karanghau- Cibareno. Di ruas jalan sepanjang 23 Km itu, terdapat delapan titik berposisi  rawan longsor. Kondisi ini seperti yang diutarakan, Kepala Balai Pelayanan Jalan (BPJ) Wilayah II Sukabumi Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, H. Yeyet Hudayat. "Kedelapan titik rawan longsor merupakan hasil investigasi kami selama ini," ungkap dia saat dijumpai SENTANA.

Menurutnya, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan,  kedelan titik itu tidak lepas dari pantauan mandor setiap saat. Tidak hanya itu, disediakan pula satu unit louder pangangkat tanah, bila terjadi bencana longsor. "Sebgai pelengkap, kami juga menyediakan beberapa unit Dum Truk di kantor terdekat lokasi titik-titik tersebut." terang H. Yeyet.

Selain menyediakan sejumlah peralatan, upaya teknis lain yang bisa dilakukan dalam mengantisifasi bencana longsor dengan pembangunan tembok penahan tanah.  Namun, upaya itu harus disertai dengan proses pembebasan lahan milik masyarakat. "Tidak menutup kemungkinan, kalau longsor terjadi maka pembebasan lahan dilakukan. Sebab longosr bisa mengancam keselamatan,” tegasnya.

Sekarang ini, aku H. Yeyet, longsor dengan skala kecil pernah terjadi. Namun itu, bisa diantisifasi berkat pantauan mandor serta peralatan yang tersedia.Dan itu pernah terjadi saat musim penghujan datang.

 Tidak hanya tembok penahan tanah, ruas Jalan Simpang Karanghau- Cibareno juga membutuhkan saluran air (drainase) yang lebih baik. Saat ini, kata H.Yeyet, drainase yang ada hanya sepanjang 300 meter di tiga titik.  " Idealnya, panjang drainase sama dengan ruas  panjangjalan. " tutur ia.

Ia menambahkan,  kondisi ruas Jalan Simpang Karanghau-Cibareno, terdapat 13 Km dalam kondisi baik, 6,2 Km kondisi sedang serta 2,3 Km rusak ringan. "Kondisi ini setelah dikurangi pekerjaan rehabilitasi sepanjang  1,5 Km tahun anggaran 2011," jelas H. Yeyet.(GUN )

0 komentar :

Posting Komentar