Rabu, 02 November 2011


 Sukabumi, SENTANAonline.com

TINGKAT kebocoran air Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bumi Wibawa (PDAM-TBW) Kota Sukabumi,Jabar masih tinggi. Tingginya kebocoan  membuat  banyak air yang terbuang dan tidak menghasilkan profit bagi perusahaan daerah tersebut.Untuk itu, langkah penanggulan tengah dilakukan.

    Direktur PDAM TBW Kota Sukabumi, H.M Helmi Soetikno mengatakan, tingkat kebocoran mencapai 44 persen.Saat ini pihaknya tengah berupaya untuk mengatasinya. “Selama dua bulan terakhir, kami telah melakukan upaya mencari pipa yang bocor,”ujarnya diruang kerjanya, Selasa (01/11) kemarin.

     Upaya mengatasi kebocoran, kata direktur, pihaknya mendatangkan tenaga ahli. Dengan kehadiran tenaga ahli tersebut, direktur yang kerap disapa Apih tersebut berharap bias menekan tingkat kebocoran pipa.

     Dijelaskan, tingginya kebocoran disebabkan usia pipa yang telah termakan usia bahkan telah mencapai ratusan tahun. Faktor lain adanya warga yang menggunakan air tidak resmi alias tanpa sepengatahuan PDAM. “Sebagian besar memang karena pipa yang bocor, sebagian lagi adanya sambungan tidak resmi,”ujarnya.

    Diungkapkan, untuk mengganti seluruh pipa, dibutuhkan dana sekitar Rp 20 miliar. Karena keterbatasan dana, maka upaya yang dilakukan hanya dengan pelacakan (steep test).

    Sementara Konsultan dan Tenaga Ahli, PDAM TBW Kota Sukabumi,Ade Sa’ban Maulana mengatakan, sejak dua bulan lalu, dia telah menemukan sebanyak 12 titik kebocoran. Seluruhnya  diwilayah Kecamatan Cisaat,Kabupaten Sukabumi. Dari sebanyak itu, sedikitnya 25 liter per detik air telah teratasi.  “Jika air itu dihitung dengan tariff Rp 1.700, maka setara dengan Rp 100 juta,”ujarnya.

   Karena pendeteksian dengan cara konvensional, Ade mengatakan, upaya mengatasinya lebih lambat. Dia menargetkan, dua tahun mendatang, sekitar 14 persen tingkat kebocoran bias dikurangi.

    Diungkapkan, sebenarnya ada alat cangggih untuk mendeteksi  pipa yang bocor. Namun karena harganya cukup mahal, alat itu belum bias dimiliki perusahaan milik Pemkot Sukabumi. “Alatnya Radio korelator, harganya mencapai Rp 500 juta,” ujarnya.(NIF)

0 komentar :

Posting Komentar